12.54

test PM

Gambaran Singkat Test Intelegensi Progressive Matrices
Suatu tes umumnya memang dirancang untuk mengukur intelegensi pada orang yang berada di dalam kebudayaan dimana tes tersebut dirancang. Suatu tes yang bebas budaya (culture fair) dikembangkan dengan cara meminimalkan penggunaan bahasa, ketrampilan, dan nilai-nilai yang berbeda-beda dari kebudayaan satu dengan yang lain. Suatu contoh dari tes bebas budaya adalah Standard Progressive Matrices, yang berisikan 60 rancangan gambar. Subjek diminta untuk memilih dari 6 sampai 8 pilihan jawaban dari setiap pertanyaan.

03.34

Pendidikan Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungandarah,bersatu.Keluarga inti ("nuclear family") terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman (1998), yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :

1). Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

2). Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama -sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

3). Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu s ama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami -istri, ayah dan ibu, anak laki - laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

4) Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Menurut Whall dalam Friedman (1998), mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, asosiasinya di cirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hu bungan darah atau hukum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.

Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .

Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama denganketerikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Menurut DEPKES RI Tahun 1983
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah atau tempat tinggal biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periok.

Menurut DEPKES RI Tahun 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dan berkumpul di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Dari ketiga batasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga:
1. Unit terkecil masyarakat atau keluarga adalah suatu kelompok
2. Terdiri dari 2 orang atau lebih dan pertalian darah
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Di bawah asuhan kepala rumah tangga
6. BErinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
8. menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

Pendidikan pertama dan utama adalah pendidikan dalam keluarga. Anak diibaratkan sehelai kertas putih yang masih bersih. Akan menjadi apa anak kelask, semuanya tergantung dari pola asuhan yang diterapkan. pola asuh adalah model, bentuk atau corak didikan, bimbingan, pimpinan atau perlakuan orang tua terhadap anaknya yang dilaksanakan di dalam keluarga”. Pendapat senada dikemukakan oleh Dantes 1992, yang memaparkan pola asuh adalah pola pendekatan dan interaksi orang tua dengan anak dalam pengelolaan pendidikan. Sehingga dalam penelitian ini, pola asuh adalah cara yang diterapkan orang tua untuk membimbing dan mendidik anaknya serta bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Banyak cara yang dapat diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya. Dimulai dengan memberikan kebebasan kepada anak (permisive), memaksakan kehendak orang tua (authoritarian), dan menjadikan anak mandiri melalui pengasuhan yang penuh kasih sayang (authoritative). Penyalahguna narkoba merupakan salah satu perilaku menyimpang pada remaja. Hal ini dikarenakan, kegiatan ini tidak sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di Indonesia, dilarang oleh agama, dan dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap norma-norma hukum yang berlaku. Philip Graham (dalam Sarlito Wirawan 2006:209) mengemukakan bahwa :
Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga (kematian orang tua, orang tua sakit berat atau cacat, hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis, orang tua sakit jiwa, kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat) menjadi faktor penyebab kenakalan perilaku pada anak dan remaja.

Pendidikan yang utama terjadi di dalam lingkungan keluarga. Jadi disini orang tua sangat berperan di dalam pembentukan konsep diri anak sejak masih kecil. Dimana pembentukan konsep diri di lingkungan keluarga bisa dilakukan secara sederhana misalnya seorang anak mulai dilatih untuk belajar menyapu, dimana orang tua memuji anaknya dan mengatakan hasil menyapunya bersih. Dengan begitu anak tersebut akan merasa senang hasil kerjanya dihargai. Hal seperti ini harus dilakukan secara terus menerus oleh orang tua terhadap anak sampai akhirnya terbentuk menjadi kebiasaan.
Dalam lingkungan keluarga orang tua sebagai pendidik didalam keluarga memegang peranan yang sangat esensial dan strategis karena semua perilaku orang tua dalam pola asuhannya akan dijadikan model anak-¬anaknya dan pada gilirannya anak dalam mengindentifikasi segala sesuatunya. Sedangkan strategis dimaksudkan karena kepemimpinan orang tua yang diterima oleh anak akan berdampak secara berarti bagi perkembangan psikologis anak. Dan itulah pada hakekatnya orang tualah yang memegang peranan didalam menciptakan kondisi bagi pembentukan perilaku anak.
Keluarga dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak, sedangkan keluarga besar dilengkapi dengan nenek, kakek, paman dan saudara lainnya. Gunarsa (2004:30) mengemukakan bahwa:
Secara rinci terdapat 5 fungsi keluarga yaitu (1) mendapatkan keturunan dan membesarkan anak, (2) memberikan afeksi atau kasih sayang, (3) mengembangkan kepribadian, (4) mengatur pembagian tugas, menanamkan kewajiban, hak dan tanggung jawab, serta (5) mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama, sistem nilai moral kepada anak.

Hubungan suami istri akan semakin harmonis dengan kehadiran seorang anak. Lahirnya seorang anak dapat membuktikan tercapainya tugas biologis suami istri. Tugas selanjutnya adalah mendukung anak dengan memberikan kasih sayang yang tepat. Punishment (hukuman) dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa sayang orang tua. Pada saat anak melakukan kesalahan, orang tua berkewajiban membimbing sekalipun dengan memberikan hukuman yang tepat. Punishment yang diberikan dapat berupa pengurangan uang jajan, melarang anak bermain di luar rumah hingga ia memahami dan menyesali kesalahannya sehingga tidak mengulanginya. Namun, perlu diperhatikan pemberian punishment hendaknya didahului dengan pemberian reinforcement (penguatan) positif berupa reward (hadiah) terhadap perilaku anak yang positif. Anak sering melakukan kebiasaan yang buruk, sebagai contoh mengejek orang lain. Untuk mengurangi hal tersebut, orang tua dapat memuji perilaku anak ketika mengatakan orang lain cantik ataupun tampan sehingga anak dapat belajar untuk lebih melihat sisi positif orang lain.
Setiap orang menginginkan keluarga yang bahagia. Keluarga bahagia dapat terwujud bilamana seluruh anggota keluarga bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan, dan merasa puas terhadap keadaan dan keberadaan dirinya, yang meliputi aspek fisik, mental, emosi, dan sosial. Keluarga bahagia dapat membantu perkembangan anak. Berbeda halnya dengan keluarga yang tidak harmonis. Pertengkaran orang tua sering disaksikan anak. Hal ini dapat menjadikan anak trauma, sehingga keadaan psikis anak akan terganggu, anak kehilangan nafsu makan, kondisi badan semakin melemah, dan jatuh sakit. Keadaan jasmaniah anak lebih mudah diobati dengan pemberian obat-obatan, namun yang paling berbahaya adalah keadaan psikisnya. Trauma masa kecil akan menghambat perkembangan anak baik di masa remaja maupun dewasanya. Tidak menutup kemungkinan pada masa remaja, anak memiliki perilaku menyimpang ataupun mengalami kenakalan remaja.
Darmayana (dalam Srie Kusuma.2004:43) memaparkan bahwa ”pola asuh adalah model, bentuk atau corak didikan, bimbingan, pimpinan atau perlakuan orang tua terhadap anaknya yang dilaksanakan di dalam keluarga”. Pendapat senada dikemukakan oleh Dantes 1992, mendefinisikan pola asuh adalah pola pendekatan dan interaksi orang tua dengan anak dalam pengelolaan pendidikan.
Ayah dan ibu merupakan lentera bagi anak-anaknya, menjadi penerang disaat mereka memerlukan bimbingan. Berperan sebagai orang tua yang baik bukanlah hal yang mudah. Ayah dan ibu hendaknya mampu berperilaku dengan baik karena lima tahun awal kehidupannya, anak lebih banyak berinteraksi dengan keluarga dan mudah menyerap informasi yang dapat dilihat maupun didengarnya. Orang tua hendaknya mampu memperlihatkan dirinya sebagai teladan atau menjadi contoh kepribadian yang hidup atas nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dengan demikian remaja akan memperoleh pelajaran yang sangat berharga dan akan belajar dari apa saja yang mereka saksikan, alami, dan hayati dalam kehidupan sehari-hari dengan orang tuanya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjunjung tinggi asas demokrasi, maka orang tua hendaknya mampu mengembangkan dan menjunjung tinggi asas demokrasi dalam memperlakukan atau mendidik anak remajanya.
Ibu sering dikatakan jantung keluarga. Hal ini dapat diartikan bahwa seorang ibu merupakan tokoh sentral, tokoh yang sangat penting untuk kehidupan dalam keluarga. Seorang ibu memiliki beberapa peranan antara lain (1) memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis, (2) merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, (3) pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak, (4) sebagai contoh dan teladan, (5) sebagai manager yang bijaksana, (6) memberi rangsangan (stimulus) dan pelajaran, dan (7) sebagai istri. Ibu yang mampu menjalankan peranannya dengan tepat dapat meningkatkan keharmonisan dengan anak dan suami. Anak akan semakin percaya kepada ibu, dan pada masa remaja seorang ibu dapat berperan sebagai temannya sekaligus orang tua sehingga anak akan lebih mampu mengfilterisasi dampak negatif pergaulan.
Langkah awal dalam mendidik dan membimbing anak adalah menyamakan persepsi dan komitmen antara ayah dan ibu tentang sebuah keluarga. Hal ini dapat mempermudah anak memahami sikap dan perilaku orang tuanya ketika mendidik mereka. Sikap dan perilaku orang tua yang tidak konsisten akan membingungkan anak. Tahapan selanjunya adalah menjalankan komitmen yang telah disepakati dan melakanakan peranan sebagai ayah dan ibu. Peranan ayah dalam keluarga sama pentingnya dengan peranan ibu. Peranan ayah dalam keluarga adalah (1) pencari nafkah, (2) sebagai suami yang penuh pengertian akan rasa aman, (3) berpartisipasi dalam pendidikan anak, dan (4) sebagai pelindung ataupun tokoh yang tegas, bijaksana dan mengasihi keluarga.
Intensitas hubungan yang baik antara anak dan orang tua terlihat dari kualitas hubungannya. Sekalipun orang tua sibuk, namun ketika orang tua dapat memberikan segala yang dibutuhkan anak baik moril maupun material dapat menjadikan intensitas hubungan semakin baik. Cara yang diterapkan orang tua untuk mendidik dan membimbing anaknya dapat dilihat dari intensitas hubungan orang tua dan anak yang nantinya akan mengarah kepada jenis-jenis pola asuhan yang diterapkan dalam keluarga. Menjadi apa anak kelak, semuanya tergantung didikan dan bimbingan orang tua.
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, hanya dapat merupakan suatu kesatuan dengan dasar yang kuat bila antara mereka terdapat hubungan yang baik yakni pada jalur ayah-ibu, ayah-anak, dan ibu-anak. Hubungan baik ini berarti adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antara semua pihak, bukan bertepuk sebelah tangan. Hubungan timbal balik ini sangat penting, karena tidak jarang orang tua memberi kasih sayang kepada anak, yang tidak dirasakan oleh anak. Sebaliknya karena anak tidak merasakannya, merekapun tidak membalasnya dan tidak belajar menyatakan cinta kasih. Kemungkinan besar anak yang tidak merasakan adanya hubungan itu sering tidak merasakan adanya hubungan itu kemudian, melakukan suatu tindakan untuk menuntut apa yang diinginkannya.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dikenal oleh anak. Di dalam keluarga, yang memegang peranan penting adalah orang tua (ayah don ibu). Seorang anak akan berkembang dengan baik tergantung pada bimbingan atau pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Bimbingan atau pendidikan orang tua ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak selanjutnya. Pada dasarnya, sikap orang tua di dalam membimbing atau mendidik anak dapat dibedakan menjadi tiga Cara, yaitu (1) sikap yang otoriter, (2) sikap yang terlalu bebas atau memberikan kebebasan, (3) sikap yang demokratis.
Sikap orang tua yang otoriter, atau sikap yang keras adalah sikap dimana orang tua menghendaki supaya anak-anaknya taat, patuh untuk melaksanakan keinginan orang tua. Dalam hal ini orang tua sering mempergunakan kekerasan tanpa memperhatikan keinginan dan kepentingan anak. Akibatnya anak selalu tertekan jiwanya, rasa percaya pada diri berkurang, kadang kala anak mempunyai sifat yang menentang. Sikap orang tua yang membimbing atau mendidik anaknya dengan memberikan kebebasan, adalah orang tua yang selalu menuruti, selalu memenuhi keinginan serta tuntutan anaknya, maka akibatnya anak akan menjadi manja, selalu menggantungkan diri pada orang tua, bahkan orang lain, dan mempunyai sikap kurang berani mengambil keputusan dan bersikap penakut. Sedangkan orang tua yang mendidik atau membimbing dengan sikap demokratis, adalah orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakatnya, aktif bergerak menurut alamnya untuk mengetahui segala sesuatu yang dihayati, maka akibatnya anak akan menjadi orang yang mampu berdiri sendiri, bertanggungjawab, berani mengambil keputusan. Kebebasan dalam hal ini bukan berarti kebebasan untuk berbuat sewenang-wenang, tetapi orang tua juga mempertimbangkan umur kematangan. serta kesanggupan anaknya sendiri. Berdasarkan atas ketiga bimbingan atau sikap pendidikan orang tua yang telah diuraikan di atas, maka sikap-sikap yang diakibatkan oleh sikap pendidikan atau bimbingan orang tua yang terlalu keras seperti menentang, penakut, dan kurang percaya diri ini akan sangat merugikan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental serta sosial, karena anak akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Simanjuntak bahwa : Pendidikan yang dilakukan dengan kekerasan dapat menyebabkan anak dihinggapi rasa harga diri kurang, karena dengan kekerasan ini ia dibuat merasa kurang pandai, kurang sanggup dan sebagainya. Hal ini akan sangat merugikan dan anak akan kesulitan bergaul.” (Simanjuntak, 1973: 18).
Sesuai dengan pendapat di atas, maka orang tua hendaknya membimbing anak atau mendidik anak dengan berpedoman pada sikap demokratis. Dengan demikian, anak akan mampu berdiri sendiri, dan bertanggungjawab alas segala tindakannya atau perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

10.59

Teori Transaksional

A. Pengertian Teori Transaksional
Teori transaksional dalam psikoterapi diterapkan pertama kali oleh Eric Berne. Analisis transaksional merupakan psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. Analisis terapi transaksional ini merupakan terapi kontraktual dan desisial. Terapi kontraktual melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan – tujuan dan arah proses terapi. Tujuan dasar analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat keputusan – keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebsan dirinya dalam memilih, telah dibatasi oleh putusan – putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara – cara hidup yang mandul dan deterministik. Klien diharapkan tahu apa yang dia inginkan tanpa merasa takut namun ia tahu akan dampak yang dapat timbul akibat perbuatan yang ia lakukan.
B. Pemahaman Tingkah Laku Dari Teori Transaksional
Setiap orang selalu menginginkan keputusan – keputusan yang ia ambil merupakan keputusan yang terbaik. Namun keputusan – keputusan yang diambilnya itu bukan berarti sesuai dengan keinginannya. Mungkin saja keputusannya itu dipengaruhi oleh orang lain yang berarti dalam hidupnya. Hal ini bisa disebabkan karena orang ini masih tergantung dengan orang lain. Sebagai contoh dapat kita lihat perkembangan individu pada masa kanak – kanak. Pada masa ini anak – anak cenderung masih suka bermain dan selalu ingin tahu dengan hal – hal baru yang belum mereka ketahui. Bagi orang tua yang posesif, mereka akan membatasi ruang gerak anaknya. Mereka selalu mengatur segala sesuatu yang ingin dikerjakan anaknya. Jadi dengan kata lain anak – anak itu akan merasa dirinya terkekang (tidak memiliki kebebasan) dan juga hal ini dapat saja pada masa yang akan datang ditakutkan mereka tidak mampu untuk mandiri. Tidak mengetahui apa yang mereka inginkan dan bagaimana cara untuk memenuhi keinginan tersebut.
Dalam hal ini sangat diperlukan adanya seorang konselor. Konselor diharapkan selalu aktif, menghindari keadaan diam yang terlalu lama dan mempunyai tanggung jawab untuk memelihara perhatian pada transaksi. Transaksi ini dilakukan antara konselor dengan individu yang mengalami masalah yang berkaitan dengan kesulitan berprilaku atau bertingkah laku yang sesuai dengan teori transaksional. Setelah mendapat konseling transaksional ini individu tersebut diharapkan dapat menjadi bebas dalam berbuat, bermain dan nantinya ia akan mampu menjadi orang yang mandiri dalam memilih apa yang mereka inginkan.

C. Proses Terapeutik
Sifat kontraktual proses terapeutik analisis transaksional cenderung mempersamakan kekuasaan terapis dan klien. Klien bertanggung jawab untuk menentukan apa yang akan diubahnya agar perubahan itu terjadi menjadi kenyataan, klien dapat mengubah tingkah lakunya secara aktif. Selama pertemuan terapi, klien melakukan evaluasi terhadap hidupnya, berusaha memahami putusan – putusan awal yang telah dibuatnya, serta menginsafi bahwa sekarang dia menetapkan ulang dan memulai suau arah baru dalam hidupnya. Mampu mempercayai dirinya sendiri, berpikir dan memutuskan untuk dirinya sendiri dan mengungkapkan perasaan – perasaannya. Juga agar memahami sifat transaksi – transaksinya pada orang lain sehingga dirinya bisa merespons orang lain secara langsung, menyeluruh dan akrab.

D. Tujuan – Tujuan Terapi Dan Pengalaman Klien Dalam Terapi.
Tujuan dasar analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan – putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh putusan – putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara – cara hidup yang mandul dan diterministik.
Salah satu prasyarat dasar untuk menjadi klien analisis transaksional adalah memiliki kesanggupan dan kesediaan untuk memahami dan menerima suatu kontrak, terapi. Transaksi – transaksi apapun yang tidak ada hubungannya dengan kontrak antara klien dan terapis, tidak dimasukkan. Ini berarti terapis tidak sah. Klien dapat dikatakan sebagai agen sebagai agen aktif dalam proses terapeutik. Klien menjelaskan mengenai tujuan – tujuan apa yang ingin dicapai setelah terapis ini. Jika klien ingin berubah, ia harus memiliki rencana – rencana tingkah laku baru untuk perubahan yang diinginkannya.

E. Penerapan Pada Kelompok
Analisis transaksional pada mulanya direncanakan sebagai suatu bentuk “treatment” kelompok dan prosedur – prosedur terapeutiknya memberikan hasil dalam “setting kelompok”. Dalam setting kelompok, orang – orang bisa mengamati perubahan orang lain yang memberikan kepada mereka model – model bagi peningkatan kebebasan memilih. Mereka mampu memusatkan perhatian pada putusan – putusan dirinya yang boleh jadi belum pernah ditelaahnya secara cermat. Transaksi – transaksi dalam kelompok, memungkinkan pada anggota mampu meningkatkan kesadaran, baik tentang dirinya sendiri maupun tentang orang lain dan karenanya bisa berfokus pada perubahan – perubahan dan putusan – putusan ulang yang akan mereka buat.
Prosedur – proseur terapeutik
Sebagian besar metode dan proses terapeutik analisis transaksional ini bisa diterapkan pada terapi kelompok. Bagaimanapun seperti disinggung di muka meskipun bisa dijalankan secara efektif di atas landasan pribadi ke pribadi, kelompok adalah wahana yang penting bagi perubahan pendidikan dan terapeutik dalam praktek analisis transaksional.
1. Analisis Struktural
Merupakan alat yang bisa membantu klien agar menjadi sadar atas isi dan fungsi “ego” orang tua, ego orang dewasa dan ego anaknya.
2. Analisis Transaksional
Adalah suatu penjabaran atas apa yang dilakukan dan dikatakan oleh orang terhadap satu sama lain.
3. Analisis Upacara , Hiburan, dan Permainan
Adalah transaksi – transaksi mencakup pengenalan terhadap upacara – upacara , hiburan – hiburan dan permainan – permainan yang digunakan dalam menyusun waktunya.
4. Analisis Permainan dan Ketegangan
Adalah suatu aspek yang penting bagi pemahaman sifat transaksi – transaksi dengan orang lain.
5. Analisis Skenario
Kekurangan otonomi berkaitan dengan keterikatan individu pada skenario atau rencana hidup yang dtetapkan pada usia dini sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya di dunia sebagai mana terlihat titik yang menguntungkan menurut fungsi hidupnya.

F. Konsep – konsep Utama Analisis Transaksional
• Pandangan tentang sifat manusia
Analisis transaksional berpijik pada asumsi – asumsi bahwa manusia sanggup memahami putusan – putusan masa lampaunya dan mereka mampu memilih untuk memutuskan ulang. Mereka menjadikan pengalaman masa lampaunya sebagai pedoman dalam mengambil keputusan berikutnya. Analisis transaksional meletakkan kepercayaan bahwa manusia itu mampu keluar dari pola – pola dan tingkah laku baru yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini manusia tetap tidak hidup tanpa bantuan orang lain. Mereka tetap membutuhkan bantuan orang lain, karena manusia selalu memiliki pengharapan – pengharapan dan tuntutan dari dirinya sendiri dan orang lain.
Harris (1967) sepakat bahwa manusia memiliki pilihan – pilihan dan tidak dibelenggu oleh masa lalunya. “Meskipun pengalaman – pengalaman dini yang berkulminasi pada suatu posisi tidak bisa dihapus, saya yakin bahwa posisi – posisi dini bisa diubah. Apa yang sudah direncanakan / ditetapkan bisa beruah, mengingat halnya mereka tidak ingin mengulangi kesalahan – kesalahan di masa lampau.
Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada keasadaran akan perlunya menjadi otonomi. Otonomi disini maksdunya manusia itu memiliki kesadaran untuk mengatur dirinya sendiri. Seperti kita ketahui sejak awal manusia itu menjalani penghambaan diri, dimulai dari orang tuanya. Mereka cenderung patuh/taat terhadap segala perintah ataupun larangan yang diberikan orang tuanya. Oleh karena itu, mereka tidak bisa menjadi pribadi yang mandiri karena segala sesuatu diatur oleh orang lain (dalam hal ini orang tua).
Terapi analisis transaksional ini tidak bisa menerima alasan akal – akalan atau “penolakan terhadap kewajiban”, contoh : mengatakan bahwa dirinya tidak mampu melakukan sesuatu. Holland 91973) memberikan untuk menerima penolakan kewajiban seorang calon klien maka ia tidak akan memperoleh orang itu sebagai kliennya, kecuali jika klien itu sungguh – sungguh berjanji untuk berubah (h.38).
• Perwakilan – perwakilan ego
Analisis transaksional adalah suatu sistem terapi yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan ego, yang terpisah menjadi ego orang tua, ego dewasa, ego anak.
Ego orang tua adalah bagian kepribadian yang merupakan introyeksi dari orang tua atau dari substitu orang tua. Jika ego orang tua itu dialami kembali oleh kita, maka kita akan memperlakukan orang lain seperti orang memperlakukan kita. Ego orang tua berisi perintah 0 perintah “harus” dan “semestinya”.
Ego orang dewasa adalah pengolahan data dan informasi. Dalam mengalami suatu masalah, seseorang akan melihat dari data dan informasi yang ada setelah itu baru memutuskan jalan apa yang harus diambil untuk mengatasi permasalahan yang dialami. Mereka tidak emosional dan mengakhiri orang lain sebelum melihat fakta – fakta yang ada.
Ego anak berisi perasaan – perasaan, dorongan – dorongan, dan tindakan – tindakan spontan. Setiap orang memiliki sifat “anak” dalam dirinya. “Anak” disini dapat dibagi menjadi 3, yaitu : “Anak Alamiah”, “Profesor Cilik”, atau “Anak yang disesuaikan “. Anak alamiah adalah anak yang impulsive, tidak terlatih, spontan, dan ekspresif. Professor cilik memiliki sifat kearifan seorang anak, manipulasi dan kreatif, lebih menggunakan firasat (feeling). Anak yang disesuaikan adalah sifat yang didapat dari pengalaman – pengalaman traumatic, tuntutan – tuntutan dan latihan.

• Kebutuhan manusia akan belaian
Setiap manusia (juga hewan) selalu membutuhkan belaian, baik secara fisik dan emosional. Sesuai dengan teori analisis transaksional fisik dan emosional. Sesuai dengan teori analisis transaksional ini, kita seharusnya memahami bagaimana memperoleh belaian, belajar memperoleh belaian yang diinginkan, dan bertanggung jawab atas konsekuensinya. Belaian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : (1) belaian yang sifatnya positif, (2) belaian yang sifatnya negatif.
Belaian yang sifatnya positif dapat berupa ungkapan – ungkapan afeksi atas penghargaan, bisa disalurkan melalui kata – kata, elusan, pandangan , atau mimik muka.
Belaian yang sifatnya negatif. Belaian yang sifatnya negatif oleh orang tua akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anak. Belaian negatif yang mengirimkan pesan “Kamu tidak ok”, menyangkut pengecilan, penghinaan, pencemoohan, kesewenangan, dan perlakuan seseorang sebagai objek.
Menurut Berne (1961, 1964) dan Harris (1967), ada enam tipe transaksi yang muncul diantara orang – orang, yakni : (1) penarikan diri, (2) upacara – upacara, (3) aktivitas – aktivitas, (4) hiburan, (5) permainan – permainan, (6) keakraban. Teori analisis transaksional menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengadakan hubungan yang bisa dicapai dalam bentuknya yang terbaik melalui keakraban. Keakraban adalah hubungan yang bebas dari permainan, karena tujuan – tujuannya tidak tersembunyi. Jadi, salah satu cara teori analisis transaksional menjabarkan tingkah laku manusia adalah dalam kerangka penyusunan waktu yang melibatkan berbagai cara memperoleh belaian dari orang lain.
• Permainan – permaianan yang kita mainkan
Setiap orang harus memahami perwakilan ego-nya, karena dengan memahami perwakilan ego itu orang – orang akan mamp membebaskan diri dari putusan – putusan “Anak” dan dari pesan – pesan orang tua yang irasional. Dengan menggunakan prinsip – prinsip dari analisis transaksional, orang – orang akan sadar jenis belaian yang diperolehnya, dan mereka bisa mengubah respons – respons belaian dari negatif ke positif.
Jadi, salah satu sasaran analisis transaksional adalah membantu orang – orang agar memahami sifat transaksional mereka dengan orang lain, sehingga mereka bisa merespon orang lain secara langsung, menyeluruh, dan akrab. Dari situ kecenderungan kepada permainan bisa dikurangi.
Permainan dipandang sebagai penukaran belaian yang mengakibatkan berlarut – larutnya perasaan tidak enak. Permainan itu terdiri dari 3 pemain, yaitu : korban, penuntut, dan penyelamat. Transaksi permainan akan batal, jika salah seorang menjadi sadar bahwa dirinya berada dalam permainan dan kemudian memutuskan untuk tidak lagi memainkannya.

G. Tingkah Laku Yang Normal Pada Teori Transaksional
Individu mampu mandiri, dapat melakukan apa yang dia inginkan dan mempercayai dirinya sendiri bahwa dia mampu melakukan sesuatu hal tanpa merasa ada ketakutan bahwa pekerjaan yang ia lakukan tidak akan berhasil. Dan dia juga akan lebih mudah bersosialisasi, karena ia merasa bahwa ia tidak mampu untuk hidup sendiri.

H. Tingkah Laku Yang Menyimpang Pada Teori Transaksional
Individu akan menjadi tipe orang penyendiri tidak mampu bersosialisasi dengan baik, selalu tergantung pada orang lain dan tidak percaya akan kemampuannya sendiri. Cenderung menjadi individu yang tertutup.

10.58

HAKEKAT PSIKOLOGI KONSELING
Ray Woolfe

Sejarah kelembagaan tentang psikologi konseling di Inggris

Di dalam kritik klasik dari psikiater,Szasz menulis pertanyaan bahwa, apa itu penyakit mental?Apakah ditunjukkan dengan tidak dapat melepaskan diri dari ikataan suatu pertanyaan, Apa yang psikiater lakukan itu?' ( Szasz, 1962) sebuah pertanyaan vein, sukar untuk menjawab pertanyaan itu. Suatu permasalahan serupa, sangat sukar untuk menjawab pertanyaan itu, apa itu konseling psikologi, seperti yang dipahami, seperti yang dipahami konteks orang Inggris?, tanpa menyelidiki pengembangan dalam kelembagaannya di dalam Masyarakat Psikologis di Inggris.
Pada tahun 1982 Masyarakat yang disetujui menetapkan suatu Bagian Psikologi Konseling dan pada akhir tahun pertama mempunyai 225 anggota ( Masyarakat Psikologis Inggris, 1993). Pada tahun itu juga, ditunjukan apa yang merupakan pertama dan menjai prioritas pada volume ini hanya satu-satunya buku teks pada konseling psikologi( Nelson-Jones, 1982).
Pada Tahun 1989, suatu bagian menjadi Kelompok Khusus(semacam dari sebagian jalan diantara sebuah grup ilmiah dan penuh dengan status professional), di dalam Masyarakat dan pada akhir 1992 mempunyai 1.208 anggota.Jumlah ini adalah, dengan Standard masyarakat, substansiil,seperti ketika mereka membentuk Kelompok khusus ketiga terbesar pada masyarakat.Kemudian 20 kelompok berkenaan dengan divisi khusus dan kelompok khusus sub-system. Hanya Divisi dari Ilmu Jiwa Klinik dan jabatan dari bagian Psikologi yang memiliki kedudukan dan mempunyai anggota lebih. Pada 1992, Masyarakat mendirikan sebuah diploma Psikologi konseling supaya dalam rangka menyediakan suatu rute untuk mencarter status untuk ahli psikolog yang mempunyai pengembangan profesional dan keahlian dalam kawasan psikologi konseling.Pada akhirnya, status profesional telah dicapai pada tahun 1994 ketika suatu Divisi psikologi konseling telah dibentuk diploma atau suatu persamaan statemen itu menjadi berhak memakai titel yang mencarter Psikologi Konseling.Pada waktu penulisan, kira-kira 200 para orang kini mampu menguraikan diri mereka dengan cara ini (Psikologis Masyarakat Inggris, 1996).
Di samping Diploma, masyarakat mendirikan suatu rencana untuk menyetujui kursus-kursus sebagai bagian penyediaan atau pembebasan utuh dari diploma.Seperti itu, bisa dikatakan bahwa dalam jangka waktu 12 tahun adalah suatu profesi baru telah dibentuk. Walaupun pengembangan ini telah berkembang dengan cepat , namun masih ketinggalan jauh dari di belakang pengembangan disiplin di AS.Asosiasi Psikologi AS, telah mengatur bagian dari psikologi konseling sepanjang tahun 1974 ( lihat Whiteley, 1974 suatu sejarah psikologi konseling di AS).Pada awalnya ada yang datang dari bimbingan kejuruan dan lebih akhir-akhir ini bekerja dan terlibat dengan personil dalam Asosiasi Veteran .
Perkembangan di Inggris telah ditemani oleh sejumlah bidang. Pada tahun 1982, bagian yang mendirikan ditetapkan suatu bidang yang diberi judul Laporan Konseling Berkala Bagian Psikologi dan tahun 1986 ini berubah menjadi Tinjauan Ulang Konseling Bagian Psikologi. Pada akhirnya tahun 1989 berubah nama menjadi ulang Psikologi Konseling Ulang. Akan tetapi di Inggris diberikan judul psikologi konseling Triwulanan.
Di atas telah diuraikan pengembangan psikologi konseling yang ada di Masyarakat psikolgi di inggris. Hsl itu merupakan suatu sejarah. Bagaimanapun juga hal untuk itu perlu dikembangkan dalam psikologi konseling menghadirkan dan mengaitkannya dengan dasar pengetahuannya dan praktek profesional dan filosofis nya serta sistem nilai. Bagian ketiga ini diharapkan untuk menemukan pencetus psikologi konseling.
Faktor yang mendasari pertumbuhan psikologi konseling
Psikologi konseling dapat digambarkan sebagai aplikasi dari pengetahuan psikologis kepada praktek konseling. Ini menciptakan suatu pertanyaan tentang mengapa dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mengakui adanya konselor dari hanya ketertarikan marginal?.Dengan kata lain, apa yang telah memberikan pertumbuhan disiplin dalam dekade ini?
Psikologi konseling di Inggris memperoleh enam sumber utama, yang menguraikan psikologi konseling sebagai seseorang yang mengemukakan suatu gagasan ( Woolfe, 1990). Materi ini menguraikan dalam mempertimbangkan, harus dicatat bahwa psikologi konseling merupakan suatu ketepatan yang tidak mungkin dipisahkan perwujudan tersebut mempengaruhi mereka, mereka juga telah mempunyai dampak lain di dalam konteks, tidak sedikit di dalam bidang seperti ilmu jiwa klinik dan pengembangan sumber daya manusia.
Itu perlu juga diakui bahwa batasan-batasan antara psikologi konseling dan lembaga psikologis. mencoba untuk menggambarkan batasan-batasan menurut pengaturan pekerjaan atau metoda praktek mengungkapkan dengan pengecualian ada banyak permasalahan. Kekuatan yang mempengaruhi psikologi konseling juga yang beroperasi dalam lain cabang psikologi. Di dalam pemahaman hakekat psikologi konseling, oleh karena itu diperlukan untuk memusatkan pada sistem nilai dibandingkan pengaturan atau praktek. Penekanan ini menjadi nyata ketika kita mempertimbangkan yang enam faktor secara lebih detil. Mereka sebagai berikut:

• Suatu peningkatan kesadaran di antara banyak psikolog, tidak hanya antar psikologi konseling, tentang pentingnya membantu hubungan sebagai variabel penting dalam bekerja dengan orang-orang.
• Sebuah pertumbuhan penerimaan terhadap sistem nilai yang humanistic yang mendasari psikologi konseling mencerminkan reaksi melawan terhadap model professional-client hubungan yang medis.
• Suatu gerak ke arah pemusatan pekerjaan penolong pada untuk memfasilitasi dengan baik dibandingkan merespon pada penyakit dan ilmu kedokteran
• Suatu mengembang;kan kesadaran kebutuhan akan suatu lebih dilafalkan ' ilmiah' basis untuk konseling
• Suatu pengenalan nilai psikologi konseling sebagai kerangka untuk pengembangan sumber daya manusia di dalam organisasi.
• Suatu penghargaan bahwa pada waktu yang sama pengangguran tinggi, penawaran konseling untuk suatu format ketenaga-kerjaan yang sesuai untuk kesuksesan psikologi
Membantu hubungan
Ada suatu peningkatan kesadaran antar suatu variasi yang besar membantu para profesional- perawat, para doktor, karyawan kemasyarakatan dan psikolog dalam segala bentuk untuk membantu orang-orang melibatkan lebih dari yang di aplikasi tentang izin perawatan spesifik di dalam suatu pertunjukan distandardisasi. Yang terus meningkat, membantu yang dirasa sebagai tanggapan menghadapi orang-orang di mana mutu hubungan menjadi arti penting yang rumit.
Dalam masing-masing profesi mempunyai teknik khusus sendiri, ada persetujuan tersebar luas ini adalah yang paling efektif ketika ditempelkan suatu hubungan yang mana ditandai oleh penjelmaan bagian dari penolong inti kualitas pengenalan jiwa orang lain person-centered, penerimaan yang sama dan sebangun. Ini memperoleh pengenalan tersebar luas melalui pekerjaan.Jadilah ( 1951), meskipun demikian menarik untuk dicatat bahwa sesuatu yang sangat serupa, telah dikabarkan di sekitar periode yang sama di dalam suatu buku berpengaruh untuk karyawan kemasyarakatan pada casework hubungan(Biestek,1957)
Membangun ' pengenalan jiwa orang lain' menghadirkan suatu daerah yang berkedudukan kuat dan Barkham ( 1988) yang charted nya sedang melanjutkan pengaruh pada psikolog di atas tiga dekade. Arti penting nya di dalam bukan sukar untuk mengidentifikasi. Akal sehat mendikte bahwa kebanyakan pemegang teguh kemurnian bahasa behaviorisme praktisi, sebagai contoh, harus pertama berusaha memahami klien nya dalam rangka menemukan apa itu yang akan bertindak sebagai suatu yang menguatkan di depan suatu rejim perawatan dapat diterapkan. Pengakuan tentang fakta ini telah mendorong persatuan tentang kursus hubungan antar pribadi di dalam psikologi. Shillito-Clarke ( 1987) mempunyai dan menguraikan program acara seperti itu.
Untuk mengakui pentingnya ketrampilan hubungan antar pribadi, bagaimanapun isi di dalam apa yang harus dilakukan psikologi tradisional, mendasarkan di sekitar positivist/empiricist paradigma, adalah implikasi yang gelisah bahwa diri penolong juga harus diakui sebagai suatu ramuan aktip di dalam membantu proses. Ini membuat nya sangat mendesak untuk psikologi konseling untuk menetapkan suatu petunjuk di dalam melanjutkan untuk bekerja secara berkelanjutan dan meningkatkan tingkatan pemahaman tentang proses psikologis mereka sendiri. Karena musim ini, kerja pengembangan pribadi dan pengalaman menjadi klien menonjolkan secara menyolok sebagai komponen menasihati pelatihan psikologi ketika dipersiapkan Ijazah Silabus Psikologi Konseling, yang menyediakan suatu ukuran untuk pencarian kursus untuk menawarkan pelatihan di dalam psikologi konseling. Centralas menyetujui kepada kebutuhan untuk mempunyai dialami sedikitnya 40 jam yang pribadi psikologis menasihati salah satu dari karakteristik batas yang kritis yang mana, di waktu saat ini, yang dibedakan menasihati psikologi dari badan yang formal tentang praktek psikologis lainnya .

Suatu nilai humanistic yang mendasar
Counseling psikologi menekankan rasa hormat untuk para orang dan fakta bahwa masing-masing individu adalah memisahkan dan unik. Kualitas ini bukanlah tentu saja unik [bagi/kepada] menasihati psikologi. Apa yang menasihati psikologi mengerjakan, bagaimanapun, adalah untuk mengangkat kepercayaan ini kepada jantungnya praktek. Titik ini dan yang diskusi mengikuti dari [itu] [menjadi/dari] arti penting tertentu jika sese]orang menerima Barkham apa yang dikenal sebagai ' paradox kesamaan'. Ini adalah temuan dari komparatip hasil belajar hasil itu dengan luas padanan di samping keaneka ragaman teknis di dalam metoda. Ia menyatakan bahwa perbedaan antar klinis dan psikologi konseling menggambar/menarik di atas nya memiliki paradox kesamaan: ' filosofi, dasar pemikiran dan implementasi dari tiap disiplin boleh berbeda, efek dalam hal ketrampilan, dampak dan penyerahan [jasa;layanan] dengan luas padanan'.
Di sana di tahun terakhir suatu gerak apa yang sering dikenal sebagai suatu model medis praktek profesional di mana penolong dilihat sebagai simbolis ( dan kadang-kadang benar-benar) profesional white-coated siapa yang di perlakukan klien itu. Yang terdahulu dilihat sebagai hal yang secara emosional tidak dilibatkan dan banyak mengetahui. Kenetralan emosional dilihat sebagai prasyarat untuk perawatan. Profesional dirasa seperti menguasai penilaian dan ketrampilan diagnostik yang didasarkan distandardisasi mengukur dan menguji prosedur. Di dalam kontras klien dilihat ketika kekurangan pengetahuan dan keterlibatan emosional yang mereka kondisikan mereka sendiri dirasa sebagai penghalang ke perawatan. Apa yang muncul dari model ini adalah suatu transaksi yang yang mana adalah ditandai keadaan berkutub dua. Satu pihak dilihat ketika;seperti aktip dan kuat; melakukan sesuatu yan) ke lain siapa yang sangat utama suatu obyek pasif. Kesembuhan klien dilihat ketika;seperti dependent di atas kesediaan untuk mengalah kepada kehendak profesionalan itu
Itu adalah reaksi psikolog seperti Maslow dan Jadilah pada model ini . yang (mana) shaped filosofi dan etos menasihati psikologi. Walaupun menasihati psikolog mempekerjakan suatu cakupan luas metoda tingkah laku, cognitive-behavioral, psychodynamic dan person-centred pegangan eclecticism ini apa yang bersama-sama adalah suatu penolakan model yang medis dan suatu kepercayaan di dalam suatu alternatif interaktip. Ini menekankan dunia dan pengalaman hubungan klien dan pentingnya penolong dalam bekerja sebagai kolaborator dengan klien di dalam mencari-cari untuk memahami kenyataan klien bagian dalam itu dan construal hidup mengalami. Dugaan melakukan sesuatu yang klien lakukan agar supaya menyembuhkan penyakit digantikan oleh gagasan untuk menjadi dengan klien di dalam suatu cara yang akan memudahkan pertumbuhan belakangan pribadi itu dan potensial. Dengan kata lain, pembagian kenyataan klien bagian dalam membantu ke arah semen hubungan antar klien dan penolong. Itu adalah pentingnya memahami dinamika kenyataan bagian dalam ini yang underlies permintaan untuk menasihati psikolog untuk mempunyai pengalaman yang pribadi pantas dipertimbangkan sedang berada dalam therapy di dalam peran klien.
Centralas nilai yang humanistic mendasarkan kepada praktek psikologi konseling ditekankan oleh Duffy ( 1990), suatu Amerika psikolog konseling , di dalam suatu catatan/kertas berdasar pada suatu pengunjung dibedakan menunjukkan lebih dulu konferensi tahunan kemudian Kelompok Khusus di dalam Psikologi konseling. Ia menunjuk yang klasik 64.000 pertanyaan dolar dari apa yang psikolog konseling lakukan orang yang lain itu seperti psikolog klinis tidak lakukan? Ia menyatakan bahwa pertanyaan itu mempimpin ke dalam suatu cul-de-sac dan bahwa bagi/kepada re-frame itu dari apa yang psikolog konseling lakukan buatan itu mereka berbeda salah satu dari apa yang psikolog konseling adalah bahwa buatan mereka berbeda. Itu adalah Pergeseran Rogerian dari suatu penekanan pada atas melakukan [bagi/kepada] suatu penekanan pada atas]menjadi; tidak begitu banyak apa yang satu mengerjakan tetapi bagaimana satu mengerjakan itu.
Duffy kembang;kan argumentasi ini dengan mengusulkan bahwa cara yang ditempuh oleh psikolog konseling memikirkan apa yang mereka lakukan adalah penting. Ini mempimpin ke dalam isu intentionalas; kenapa psikolog konseling lakukan apa yang mereka lakukan? Menurut lakukan Duffy, ' " mengapa" sering mempengaruhi, menginformasikan dan mengilhami itu" apa ". Sebagai contoh, menstandardisasi test psikologis dapat digunakan sebagai basis itu untuk membangun suatu dialogue dengan responden itu. Di dalam perasaan/pengertian yang menasihati psikologi ditandai oleh suatu cara berpikir, itu dapat dikatakan kepada mendasari/membuat] suatu kultur atau world-view, yang Jerman Apa yang dikenal sebagai suatu Weltanschauung, suatu pandangan pada dunia itu.

Memusatkan kesejahteraan/ kesehatan dibandingkan penyakit
Secara kebiasaan penolong telah dilihat ketika berhadapan dengan penyakit dan orang-orang sakit. Ilmu jiwa klinik sebagai contoh yang ditingkatkan pengaturan medis dan sebagian besar pekerjaan psikolog klinis melibatkan perawatan dan penilaian para orang itu dengan derajat tingkat yang penting dari gangguan psikologis. Kata-Kata seperti ' klinis' dan ' pasien' adalah membangkitkan ingatan dari suatu penyakit dan orientasi perawatan yang telah menandai banyak praktek psikologis.
Ada suatu bahaya dalam posisi ini, bagaimanapun, tentang menentukan atas suatu model seorang orang jerami yang kemudian bisa dengan senang hati dijatuhkan. Psikolog klinis terus meningkat mempertunjukkan suatu perhatian dengan pencegahan dibanding/bukannya menyembuhkan ketika memberikan contoh pertumbuhan dari banyak jasa kesehatan mental community-based. pusat Pelayanan Kesehatan Utama mengorganisir pada suatu multi basis teratur terus meningkat menggantikan GP terpisah atau jasa psikologi. Meskipun demikian, di sana sisa adalah suatu perbedaan penekanan antara klinis dan menasihati psikologi yang memperoleh asal masing-masing mereka, sejarah dan orientasi filosofis.
Psikologi konseling muncul dari suatu perhatian dengan pemenuhan potensi dibanding perawatan penyakit. Konsep pengembangan seperti ' menjadi apa yang satu adalah mampu untuk menjadi' dan ' perwujudan diri' ( Maslow) mencerminkan sesuatu roh yang di belakang asal psikologi konseling yang mana adalah suatu merindukan cara memindahkan dari dugaan mengobati penyakit. Penekanan pada pengembangan potensial; pada pencegahan agak perawatan itu dan pada kesejahteraan/ kesehatan dibanding/bukannya ilmu penyakit. Di samping/sepanjang ini adalah adopsi suatu pandangan yang holistic klien itu. Ini melibatkan menguji emosional dan kesehatan mental dalam konteks penempatan perorangan di dalam jalan kehidupan seperti halnya lifestyle mereka dan hubungan.
Sebagian besar adalah psikolog konseling, oleh karena itu, terkait dengan tingkatkan berfungsi yang psikologis, efektivitas dan kesejahteraan individu yang tidaklah penyakit perlu atau sedang kekurangan perawatan tetapi yang sudah temu permasalahan atau yang isu boleh sungguh temporer tetapi yang sedang membangitkan ketidak bahagiaan dan barangkali kurang dari yang diinginkan tingkat berfungsi. Intervensi dari banyak psikolog konseling adalah nampaknya akan time-limited, problem-focused dan terkait dengan mengembangkan pengembangan menghadapi strategi. Life-Span isu pengembangan menyediakan kerangka itu di mana sebagian besar pekerjaan psikolog konseling dipakukan berakar.
Duffy ( 19990) mengambil argumentasi itu suatu langkah lebih lanjut menempatkan penekanan besar pada apa ia dikenal sebagai ' orientasi pengembangan' tentang psikologi konseling. Ini melibatkan suatu perubahan mind-set penolong khas di mana crises dan permasalahan dirasa bukan sebagai bukti ilmu penyakit tetapi sebagai manusia berdasarkan norma mengalami pose yang suatu tantangan, di dalam Pengertian Eriksonian, tentang adaptasi pengembangan. Alami seperti yang berduka cita, penyakit dan separasi sangat utama pengembangan sifatnya. Sebagai ganti suatu perhatian pusat dengan suatu profil gejala, ia menasehati psikolog konseling untuk mengadopsi suatu pandangan yang lebih dinamis dari apa yang suatu kekacauan berarti secara pengembangan dalam kaitan dengan titik di mana individu telah mencapai dalam hidup dan bagaimana dia atau ia mungkin untuk pindah;gerakkan dalam kaitan dengan pembahasan proses yang dimasalahkan. Fokus di dalam pada pengembangan diri.
Di dalam mengadopsi suatu pendekatan pengembangan ke kesehatan mental, psikologi konseling mempunyai kaitan dengan psycho para programmer bidang pendidikan di dalam berbagai seperti;suka ketrampilan.

Suatu basis ilmiah untuk menasihati
Psikologi konseling dapat dilihat ketikareaksi kepada sedikit banyaknya pandangan manusia yang mekanistis yang tidak bisa dipisahkan di dalam paradigma psikologis lebih tradisional mendasarkan di atas model yang konvensional sifat alami ilmu pengetahuan dan teknik penyelidikan ilmiah. Tema ini dikembangkan lebih lanjut oleh pengarang [bab ini ( dan kolaborator nya) di dalam bab pada sebagian Sebanyak enam menawarkan suatu perspektif kemasyarakatan psikologi konseling. Suatu alternatif lebih perspektif pendekatan pada psikologi konseling. Suatu alternatif lebih pandangan pendekatan sifat alami ilmu pengetahuan dan tentang pembuatan pengetahuan dikemukakan. Kebutuhan akan suatu pandangan alternatif membantu perkembangan oleh fakta bahwa metodologi riset bersifat percobaan konvensional nampak untuk telah dengan ganjilnya gagal menjawab kritis pertanyaan tentang metoda yang bekerja dengan mana klien di mana keadaan.
Itu akan bersifat bernasib sial, bagaimanapun, jika psikologi konseling menjadi dilihat seperti anti-science, maupun adalah kasus ini. Tentu saja pengembangan nya sebagai disiplin memperoleh sebagian dari pada kegagalan dengan penasihat untuk mengevaluasi praktek mereka, yang tinggal sebanyak mungkin suatu seni sebagai ilmu pengetahuan. Psikologi konseling dapat dilihat sebagai suatu mencoba untuk mengisi ruang hampa ini. Psikolog konseling dengan pelatihan mereka di dalam riset, penilaian dan evaluasi mempunyai ketrampilan untuk membantu tabel wilayah mengevaluasi proses pada atas yang satu menyampaikan dan mata rantai antara masukan dan keluaran lain. Model scientist-practitioner, sekitar yang lebih jadi]berkata kemudian, secara luas dirasa ketika;seperti pusat kepada itu muncul disiplin.
Psikologi konseling, oleh karena itu, dapat dilihat ditempatkan; suatu posisi sangat penting antar scientism sempit pada satu menyampaikan dan suatu kegagalan untuk mengambil rekening/tg-jawab cukup tentang segala metode latihan pada saat lain. Bagaimanapun, di dalam jalan banyak orang itu adalah lebih mudah untuk katakan tidak. Apa yang dikatakan psikologi konseling adalah suatu reaksi melawan terhadap dan apa itu, dibanding untuk mengidentifikasi di mana itu jatuh pada atas rangkaian menguraikan. Ini adalah pokok beberapa berdebat.
Suatu posisi menarik telah dikabarkan oleh suatu Duerzen-Smith ( 1990) siapa yang membantah tiang penyokong yang filosofis psikologi konseling tiduran ' gap yang tak terukur yang masih terbuka oleh suatu psikologi yang terlalu diabdikan bagi prinsip ilmiah sempit untuk membayar perhatian sesuai apa maknanya untuk;menjadi manusia'. Dia menetapkan bahwa psikologi telah hilang kemampuan nya untuk berfungsi sebagai suatu seni. Jika sasaran psikolog konseling adalah untuk membantu masyarakat untuk memimpin hidup yang jadilah lebih dipenuhi, seseorang masuk tak bisa diacuhkan ke dalam dunia akhlak dan ideologi, pokok yang merupakan daerah filosofi dibanding ilmu pengetahuan. Dia menyatakan bahwa pengertian yang mendalam dan metoda filosofi itu seperti mereka yang pemikiran sistematis dan dialogue, argumentasi, analisa logis dan pengolahan cara dialektika jadilah lebih penting dibanding pencarian untuk sasaran yang gemuk menandai psikologi bersifat percobaan.
Sisi koin lain , bagaimanapun, telah disimpan Williams ( 1991) di dalam suatu jawaban langsung ke van Duerzen-Smith. Ia membantah bahwa tanpa ukuran-ukuran sasaran kemampuan/ wewenang, tidak ada basis profesional untuk menasihati psikologi dan pendekatan fenomenologis itu tidak, dengan sendirinya, menyediakan dan yayasan/pondasi teoritis sesuai untuk menasihati psikologi.

Peran menasihati psikologi sebagai kerangka untuk pengembangan sumber daya manusia di dalam organisasi
Menasihati adalah suatu konsep yang sedang menjadi terus meningkat dikenal baik oleh para manajer ke seberang suatu organisasi yang luas . Jelmaan ini dirinya sendiri pada sejumlah tingkatan. Pada dasar nya yang paling melibatkan suatu pengenalan pentingnya komunikasi baik dan ketrampilan hubungan antar pribadi di dalam manajemen orang-orang dan pelatihan itu di dalam dasar yang menasihati para manajer bantuan ketrampilan untuk berasimilasi kemampuan ini. Orlans ( 1989) poin-poin ke luar bagaimana para programmer pembinaan manajemen sedang permulaan untuk mencerminkan yang dirasa pentingnya mendengarkan aktip dan berhubungan dasar yang menasihati ketrampilan. Pengembangan terbaru seperti yang tersebar luas pengenalan tentang penilaian rencana telah memberi suatu tambahan menaikkan tegangan pada proses ini .
Pada suatu tingkatan lebih dalam, bagaimanapun, telah ada suatu bertumbuh kesadaran bahwa prinsip menasihati dapat berharga di dalam menciptakan dan yang struktur organ berkombinasi efisiensi dengan suatu person-centred dan facilitative iklim. Reddy ( 1987) telah menarik perhatian kepada pertumbuhan minat akan menasihati pekerjaan yang menentukan. Ini telah menuju/mendorong ketenaga-kerjaan yang langsung dari penasihat dibayar atau, sebagai alternatif, untuk menyediakan akses untuk mengorganisir ke penasihat eksternal mempekerjakan pada suatu basis konsultasi. Ia juga mencatat yang tersebar dari AS ke Inggris Yang Program acara Bantuan Karyawan mengadopsi suatu dengan luas mendasarkan pendekatan kepada keseluruhan kesejahteraan mental dan phisik staff.
semasih penasihat mempunyai ketrampilan untuk bekerja pada suatu basis mengobati, pelatihan mereka tidak memperlengkapi merekauntuk bertindak sebagai konsultan organisatoris. psikolog konseling di dalam kontras menguasai nilai tambah menjadi mampu menyelesaikan suatu analysis organisasi dan untuk menyediakan umpan balik tentang bagaimana struktur organ dan sistem mempengaruhi perilaku itu, motivasi dan tingkatan komitmen dan kepuasan individu umum. Dengan cara ini, psikolog konseling dapat main suatu peran yang pengembangan dan pencegahan penting di dalam memudahkan efisiensi dan kesejahteraan organisatoris.
Perubahan sekarang menjadi hampir merubah suatu jalan hidup untuk banyak organisasi di dalam kedua-duanya orang banyak/masyarakat dan sektor swasta dan pemaksaan ini tekanan besar staff. Dengan suatu iklim di mana perasaan dapat dinyatakan, psikolog konseling dapat mendukung staff dengan menyediakan suatu kesempatan untuk memperbicangkan tentang pekerjaan mereka di dalam suatu pertunjukan terbuka ( lihat Pengawas mahasiswa Dan Ditton, 1989). Jalan setapak ( 1990) menekankan pentingnya pengetahuan psikologis sebagai basis untuk organisatoris seperti itu dan konsultasi bekerja. Ia memperingatkan bahaya menawarkan ' batal/mulai rak' membungkus ke klien organisatoris dan pentingnya memastikan bahwa intervensi di dalam organisasi dengan kuat didasarkan di dalam basis ilmiah disiplin psikologi.
Semasih penasihat mempunyai keahlian di dalam berhadapan dengan klien individu dan psikologi bersifat jabatan berkombinasi dua satuan ketrampilan ini di dalam suatu pertunjukan unik. Tukang tong ( 1986) yang dikenali peristiwa ini sejak dulu kala]1986 ketika ia menunjukkan bahwa semakin banyak organisasi di (dalam) UK sedang permulaan untuk lihat nilai tekanan menasihati dan promosi kesehatan antar karyawan mereka. Namun ada, ia menaruh itu, suatu seperti besi yang ada sangat sedikit psikolog yang tersedia dengan cakupan luas ketrampilan yang diperlukan untuk membantu perusahaan untuk kembang;kan program acara sesuai. Resep obat nya untuk mengisi gap ini adalah ' suatu kawin silang antara suatu psikolog bersifat jabatan dan klinis. Perorangan siapa yang mempunyai profesional yang menasihati ketrampilan, seperti halnya pengalaman dan pemahaman akademis tentang perilaku organisatoris'. Tukang tong memasang label ' psikolog bersifat jabatan klinis' pada bastar ini , tetapi barangkali apa yang ia sedang menyebut untuk, di depan waktu nya, adalah muncul peran psikolog konseling.

Menasihati sebagai bidang ketenaga-kerjaan untuk psikolog
Legge ( 1987), di dalam alamat resmi nya kepada BPS ketika presiden datang berikutnya] nya, disebut suatu kebutuhan untuk Masyarakat ke pancang ke luar area baru untuk psikologi lulus ' jika kolonisasi bersifat jabatan adalah salah satu dari tujuan nya'. Ia mengidentifikasi menasihati ketika satu . seperti itu bidang dan mengacu pada gengsi itu yang dinikmati dengan menasihati AS. Menasihati diperkenalkan sebagai suatu kesempatan sebab itu tinggal suatu aktivitas di mana sesiapapun dapat membangun suatu pelatnama gambarkan diri mereka sebagai penasihat atau psychotherapist. Ada bukan hak cipta pada atas terminologi ini.
Beberapa hal sudah berjalan terus karena Asosiasi Yang Britania untuk Menasihati mempunyai rencana untuk akreditasi penasihat, para penyelia dan pelatih. Daftar Kerajuan Bntania I untuk Penasihat akan menjadi ada dan Dewan Kerajuan Bntania I untuk Psikoterapi telah disediakan dengan daftar kepunyaan nya . Meskipun demikian bidang tinggal secara relatif membuka suatu menasihati sisa namun sebagian besar tak diatur dan sarjana sosiologi apa yang akan disebut a ' quasi-profession'. Di dalam ruang hampa ini, psikolog konseling dengan campuran dan pelatihan yang khusus ketrampilan mereka mempunyai suatu peran penting untuk main. Ini adalah lebih dari sekedar pernyataan politik retoris. tidak akan ada tanpa psikologi konseling . Dasar Pengetahuan nya dipakukan; berakar psikologi dan kebanyakan dari figur kunci nya adalah dan adalah psikolog, sering membedakan psikolog. Jadilah dan Maslow adalah kedua-duanya presiden yang lampau Asosiasi Psikologis Amerika. Tanpa psikolog akan sedikit bila ada riset melaksanakan. Pengembangan jaman ini di dalam menasihati praktek seperti teori metodologi tingkah laku dipakukan berakar di depan di dalam pengetahuan psikologis.
Di dalam tempat peristirahatan yang akhir, oleh karena itu, menasihati mendorongnya ke psikolog sebagai bidang aktivitas berdasarkan atas alam seluruhnya sebagai suatu aktivitas diterapkan yang tidak akan dan tidak bisa ada tanpa disiplin psikologi. Psikologi menyediakan dasar metodologis dan teoritis nya. Akan ada tidak ada tanpa psikologi konseling. Istilah ' kolonisasi' nampak, oleh karena itu, di dalam kasus menasihati untuk;menjadi yang sangat tidak sesuai. Bagaimana bisa mungkin untuk menjajah sesuatu yang yang mana seseorang memberi kelahiran pada pokoknya? Pertanyaan yang benar-benar menarik adalah mengapa telah mengambil psikologi konseling lama untuk mengakui adanya keturunan sendiri?
Sebagai komentar akhir di dalam bagian ini pada faktor ekonomi yang mendasari pertumbuhan psikologi konseling seseorang mungkin juga mengacu pada kekurangan yang diakui tentang psikolog klinis ( lihat Mowbray, 1989). Jika persediaan psikolog adalah tidak cukup untuk mencukupi permintaan itu untuk para pekerja mengenai perbaikan yang secara kebiasaan daerah ilmu jiwa klinik ketika dilatih/dipraktekkan di dalam Kesehatan Yang nasional Layani, itu tidak mungkin untuk memenuhi permintaan yang tambahan dan lebih baru untuk jasa psikologi pencegahan dan pengembangan. klinis Dan psikolog konseling terbaik dihormati bukan sebagai pesaing tetapi sebagai diterapkan psikolog, berasal dari tradisi berbeda, namun juga dengan sebagian besar bersama-sama. Jika, pada akhirnya, di sana muncul suatu kategori yang baru tentang Kesehatan Psikolog Jasa Manusia umum, itu akan berisi unsur-unsur kedua-duanya tradisi ini.

Model Praktisi Ilmuwan
Isu mata rantai antara ilmu pengetahuan dan praktek yang rumit untuk psikologi konseling. Model scientist-practitioner telah secara luas menyertai dengan ilmu jiwa klinik seperti halnya dengan psikologi konseling di AS itu. Model didasarkan di sekitar bangsa yang suatu aspek integral peran yang profesional, dalam hal ini psikolog konseling, adalah pentingnya melibatkan secara berkelanjutan sedang dalam proses meneliti pekerjaan mereka. Selagi penasihat boleh terlibat dalam suatu proses tentang cerminan/pemantulan diawasi ( praktisi yang yang memantulkan cahaya), ada suatu harapan yang psikolog konseling yang akan terlibat dalam suatu pengujian yang tersusun dari pekerjaan mereka dengan tujuan membangitkan pengetahuan untuk debat melalui penerbitan.
Topik membentuk tema satu edisi Psikologi konseling , jurnal Divisi Psikologi konseling Asosiasi Psikologis Amerika ( Divisi 17). Dokumen dengan Kagan et Al. ( 1988), Meara et Al. ( 1988) dan Gelso et Al. ( 1988) terutama sekali relevan dan di dalam kata-kata Gelso et Al., [selagi/sedang] ' banyak orang menasihati psikolog mungkin menyukai [bahwa/yang] pertanyaan " keterkaitan klinis" pergi menjauh, itu telah jelas bahwa isu telah tetap berlaku dan akan melanjut untuk melakukannya'. Bagaimana kemudian dapat riset dan praktek dibawa bersama-sama?
Secara kebiasaan di Inggris di sana telah hidup suatu dipisah antar ilmu pengetahuan sebagai diwakili oleh staff akademis yang bekerja di universitas dan berpraktek sebagaian yang diwakili oleh para pekerja bidang. Ke praktisi sibuk, yang terutama sekali mereka praktek sendirian , yang nampak seperti suatu sumber ketenaga-kerjaan yang penting untuk psikologi konseling , ada atau tidak perangsang keuangan untuk terlibat dalam riset. Tentu saja kebalikan adalah kasus . semasih klien melihat dan membawa masuk pendapatan, menulis riset laporan tidak mungkin untuk menghasilkan manapun imbalan keuangan dan lebih dari bahwa itu menghadirkan pendapatan hilang. Bagaimanapun, ini tidak meniadakan pentingnya riset. BPS yang panitia kerjakan secara mandiri Ijazah itu di dalam Negara Psikologi konseling yang ' tentang relevance pusat penyelidikan yang empiris proses dan hasil menasihati'. Sudut pandang ini adalah echoed dalam kaitan dengan Amerika [Oleh/Dengan] Kagan et Al. ( 1988) siapa yang mengidentifikasi dua komponen terkait dengan riset yang tidak bisa dipisahkan di masa datang orientasi menasihati psikologi dan dalam pelaksanaannya mengartikulasikan model praktisi ilmuwan. Ini adalah:
1. Nilai tentangv riset bersifat rencana untuk pembentukan kedua-duanya dan memberi tahu profesi itu,karena membedakan strategi intervensi efektif, dan untuk menyelidiki klien dan therapist variabel ketika mempengaruhi, menasihati proses psikologi dan hasil'.
2. Peran riset yang penting di dalam menyediakan suatu dasar untuk praktek dan kebutuhan akan psikolog konseling untuk menggunakan metode latihan dalam mengevaluasi praktek mereka dengan kritis'.
Pengarang membantah bahwa ini adalah kondisi-kondisi perlu jika psikologi konseling adalah untuk kembangkan sebagai disiplin, dan pandangan ini diperkuat oleh Meara et Al. ( 1988), siapa yang menyatakan bahwa ' scientist-practitioner model adalah suatu terintegrasi pendekatan ke pengetahuan yang mengenali saling ketergantungan teori, riset dan praktek'. Di dalam Inggris pentingnya a " profesional ilmuwan' pendekatan telah betul-betul menguasakan dengan Barkham ( 1990A), siapa yang membantah bahwa ' pusat kepada muncul discipline…the yang empiris dan basis riset psychology konseling dalam arti penting rumit kepada kredibilitas psikologi konseling'.
Di samping pendukungan yang berlimpahan ini untuk scientist-practitioner model, kenyataan ditempat itu adalah sedikit banyaknya berbeda. Bahkan di AS di mana psikologi konseling sungguh baik dibentuk, banyak praktisi nampak untuk mempunyai dan menolak tugas melakukan riset ( lihat Watkins, 1985) dan di sana adalah bukti yang praktisi sebagian besar tidak berpengetahuan tentang perhatian menyatakan literatur dan nampak untuk tidak punya waktu selain dari untuk terlibat dalam praktek klinis ( lihat Goodyear, 1984, sebagai contoh). Heppner dan Anderson ( 1985) yang ditemukan yang sedikit menasihati psikolog menerbitkan temuan riset.
Isu metodologi
Kegagalan untuk melakukan riset tidak perlu menyiratkan ketiadaan komitmen pada sasaran ini dan mungkin punya lebih untuk melakukan atas ketiadaan know-how. Pelatihan Metoda Riset pada mahasiswa belum bergelar mengukur sisa yang dengan berat kwantitatif. Metoda kwalitatif masih dihormati seperti mencurigai dan bermufakat dengan cadangan. Pada waktu yang sama, itu hanyalah terlalu bersih;kan bahwa menasihati tidaklah siap bersedia menerima nasehat kepada old-style teknik bersifat percobaan di mana praktisi sudah sebagian besar melatih. Ketika dua fakta ini di-set di samping satu sama lain, itu dengan susah mengawasi jika praktisi banyak orang memilih untuk menjauhkan diri riset.
Kebetulan telah ada suatu reaksi pada saat ini. Gelso et Al. ( 1988) berbicara tentang kebutuhan untuk mengadakan percobaan lebih sedikit dan menguraikan lebih. ' Kita harus mengamati dan dengan pengalaman menguraikan, lebih dari kita mempunyai, proses intervensi'. Mereka mengacu pada periode 1978-88 ketika salah satu dari ' ragi metodologis' dari mana telah muncul macam metodologi riset yang diuraikan oleh Yohanes McLeod dalam buku ini. Sekarang ada suatu yang penting dan tumbuh literatur pada metoda riset kwalitatif dan ini dicerminkan arti penting berkait dengan ini adalah curricula tentu saja itu dikembangkan psikologi konseling. Tiang penyokong yang filosofis di belakang paradigma yang baru ini diuraikan bab 27 buku ini, yang meneliti psikologi konseling dari suatu perspektif kemasyarakatan.
Tentu saja ada suatu bahaya yang, mendukung pendekatan baru, bayi mungkin dibuang dengan bathwater. Suatu pemahaman metoda yang bersifat percobaan masih penting. Jalan untuk tidak maju kepalsuan di dalam menolak rigour atau penyelidikan empiris menunda tetapi di dalam arah dari apa yang Gelso et Al. menjeniskan ' keaneka ragaman metodologis' dan Barkham apa yang dikenal sebagai ' pluralisme/ jamak metodologis'. . seperti itu pluralisme metodologis adalah sama dan sebangun dengan keaneka ragaman yang teoritis bagi psikolog konseling. Selagi data masih ada pada Britania psikolog konseling hampir tidak ada, tidak ada alasan untuk percaya bahwa temuan yang di survei pada tahun1985 Divisi 17 anggota, APA tidak akan jadilah di sini replicated., 40 per sen menyatakan ' electic' sebagai orientasi teoritis utama mereka ( Watkins et al., 1986).

Jalan/Cara maju
Di dalam suatu artikel terbaru dalam Psikolog konseling, Watkins ( 1994) mengidentifikasi sepuluh tema broad-based yang nampak untuk menandai psikologi konseling di dalam AS itu. Banyak dari tema ini yang telah ditujukan dalam bab ini, tetapi itu adalah berharga untuk menyajikan mereka sebagai himpunan lengkap. Mereka menawarkan petunjuk beberapa tentang isu yang dihadapi psikologi konseling di dalam Inggris seperti halnya AS sekarang dan untuk sisa abad ini. Dalam pelaksanaannya, mereka juga menceritakan kepada kita sebagian besar tentang sifat alami psikologi konseling dan mengingatkan kita kami yang di dalam Inggris disiplin masih sangat banyak dalam masa kanak-kanak nya . Tema sebagai berikut mereka jatuh masuk ke lima kategori.
• Riset Dan Pelatihan
(a) Ada suatu bertumbuh kesempurnaan di dalam perumusan riset mempertanyakan, di penggunaan tentang prosedur statistik dan di dalam pengetahuan disain riset.
(b) Ada suatu peningkatan pengenalan kebutuhan akan keaneka ragaman metodologis.
(c) Ada suatu peningkatan di dalam komitmen bagi yang membuat praktisi ilmiah model pekerjaan.
• Kelompok khusus
(d) Atas pertolongan suatu model dan melanjut riset, telah ada suatu peningkatan di dalam pemahaman ' minoritas tidak kesukuan dan kesukuan.
• Penilaian, menasihati, dan menasihati pelatihan dan pengawasan
(e) Penilaian telah menjadikan konselinglebih terintegrasi dan disuling ke dalam pekerjaan psikologi konseling.
(f) Kerusakan besar telah menjadi buatan pemahaman ' aktip yang bagian dalam menasihati pengalaman'.
(g) Melalui/Sampai model bangunan, pengalaman besar telah menjadi suatu pemahaman dan pengawasan.
• Tempat
(h) Tangan tempat psikologi counseling mempunyai tetap melambaikan dan untuk membentuk suatu bagian kunci identitasi psikologi counseling.
• Divisi counseling Psikologi
(i) Divisi telah menjadi sesuai dengan kebutuhan yang terus meningkat dalam minoritas dan para profesional baru.
(j) Divisi telah datang untuk mempunyai rekaman suara yang lebih dikenali disebut Asosiasi Psikologis Amerika.
Di (dalam) berhubungan tema ini kepada UK poin-poin ringkas yang berikut dapat dibuat.

Pelatihan Dan Riset
(a) Selagi ada suatu pantas dipertimbangkan dan terus meningkat tertarik akan riset di dalam Inggris , sedikit telah diterbitkan didasarkan pendekatan kwantitatif ( lihat Barkham, 1990B). pekerjaan Shapiro Dan Barkham di Unit Psikologi Yang diterapkan Universitas Sheffield adalah suatu perkecualian terkemuka. Perihal pendekatan kwalitatif, di samping banyak usaha, ada namun suatu pengertian mencapai kata mufakat dengan metodologi yang lebih baru. Walaupun ada alasan dan Buku pohon rowan pada riset atas paradigma baru nampak seperti dulu kala 1981, kembali pada saat investasi masih terbatas. Posisi tinggal sangat banyak ketika diuraikan oleh Barkham ( 1990A): salah satu dari desakan psikologi counseling yang ' di dalam menetapkan peran nya dan menyokong ke arah psikologi sebagai dasar pengetahuan yang harus mengadopsi suatu program acara riset penuh pengabdian yang mencakup kedua-duanya yang tradisional dan metodologi inovatif'. Ada namun sebagian besar untuk lakukan dalam mencapai ambisi ini.
(b) Walaupun penekanan di dalam Inggris di tahun terakhir telah menjadi pada paradigma riset lebih baru, akan ada persetujuan tersebar luas dengan filosofi tentang keaneka ragaman metodologis.
(c) Scientist-Practitioner model demikian juga menghadirkan suatu cita-cita dibanding/bukannya suatu kenyataan, walaupun sekali lagi ketika diskusi yang sebelumnya menggambarkan, akan adanya persetujuan yang tersebar luas sasaran.

Kelompok khusus
(d) psikologi counseling telah untuk membuat suatu dampak di dalam bidang ini. Fakta bahwa tidak ada bab dalam buku ini pada psikologi counseling di dalam suatu konteks antar budaya dengan sendirinya bersifat menandakan untuk jarak yang telah untuk;menjadi menempuh perjalanan.

Penilaian, menasihati, dan menasihati pelatihan dan pengawasan
(e) Ada di waktu saat ini literatur kecil pada peran penilaian di dalam proses yang mengobati itu.
(f) Banyak usaha telah masuk tema pemahaman aktip menasihati dan ini adalah mungkin untuk melanjut. Barkham ( 1990A) lihat menasihati riset seperti setelah diluluskan tiga ' generasi'. Di dalam tahap yang pertama, ada suatu penekanan pada pertunjukkan yang therapy adalah efektif. Tahap yang kedua telah ditandai oleh suatu pencarian untuk ketegasan; yaitu; metoda apa bekerja dengan siapa dan dengan syarat apa. Di dalam tahap yang ketiga, penekanan adalah bagaimana intervensi bekerja. Barkham lihat riset sekarang ketika setiba di suatu campuran yang kedua dan tahap ketiga.
(g) Ada indikasi yang model bangunan tengah membangitkan gagasan kreatif dalam bidang pengawasan sebagai contoh lihat Hawkins dan Shohet, 1989), meskipun demikian mungkin lebih sedikit dalam bidang produktif pelatihan .

Lapangan pekerjaan
(h) Bidang bimbingan dalam lapangan pekerjaan menjadi sangat berpengaruh pengembangan counseling psikologi di dalam AS, yang terutama sekali dalam hari lebih awal nya . Bagaimanapun Watkins menyatakan bahwa selagi itu masih penting, para siswa counseling psikologi menjadi lebih sedikit tertarik akan lapangan pekerjaan dibanding therapy-type aktivitas. Satu-Satunya riset dikenal pada dasar pekerjaan counseling psikolog di dalam UK telah dilaksanakan pada awal hari BPS Bagian Psikologi counseling dan seperti halnya adalah yang sangat ditanggali. yang didasarkan pada Sekedar sepasukan tentara 205 anggota dan dengan suatu 65 per sen dari [itu] total. Praktek Pribadi tidaklah didaftarkan sebagai kategori terpisah ( Murgatroyd, 1983).
Pengetahuan pribadi menyatakan bahwa semasih perkuliahan melanjut untuk menyediakan counseling psikolog dalam jumlah yang besar dengan suatu pendapatan, suatu peningkatan proporsi, yang terutama sekali itu semua memasuki bidang itu, menarik ke arah ketenaga-kerjaan diri. Bidang seperti pelatihan dan konsultansi dan Pelayanan Kesehatan Utama di dalam pekerjaan pengaturan sudah menawarkan peluang pekerjaan pada suatu basis sekali-kali atau part-time.

Divisi Menasihati Psikologi
(i) Divisi Menasihati Psikologi pecahkan tanah/landasan baru antar BPS divisi di (dalam) membiarkan ke dalam keanggotaan nya ' Biasa' seperti halnya ' Yang diakui' Anggota. Ini mengijinkan lingkup yang bagi mereka yang sangat ingin Mencarter di;jadi;kan Menasihati Psikolog untuk mengatakan pendapat beberapa berkesempatan menang divisi itu. Posisi (di) atas kelompok minoritas di dalam divisi adalah bahwa sangat kecil telah sejauh ini melakukan untuk mengakui adanya minat khusus mereka.
(j) Divisi terus meningkat aktip afair yang umum BPS dan sungguh baik diwakili pada panitia nya.

Kesimpulan
Banyak orang akan membantah bahwa, terus meningkat, psikologis berbeda specialisms mempunyai lebih, bersama-sama dibanding terpisah . Ini telah mendorong pandangan bahwa itu boleh jadi masuk akal untuk memecahkan berbagai specialisms ke dalam satu psikolog jasa manusia atau kesehatan tujuan umum. Di saat ini langkah pengembangan nya, akan nampak bodoh untuk menasihati psikologi untuk menghilangkan identitas khusus nya, yang di bahas bab ini telah mencari untuk mempertunjukkan yang didasarkan di atas daerah wilayah tetapi di atas filosofi dan suatu sistem berharga. Bagaimanapun, itu tidaklah dapat dipercaya yang suatu waktu boleh datang ketika . seperti itu pengintegrasian mungkin menjadi suatu kemungkinan serius. Apakah ini untuk terjadi, apa yang bisa dikatakan dengan kepercayaan adalah bahwa menasihati psikologi akan mempunyai sebagian besar untuk menawarkan perusahaan yang psikologis secara keseluruhan.

10.56

Kecerdasan Emosional

Pengertian kecerdasan emosional
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.
Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Dio (2003), dalam konteks pekerjaan, pengertian kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengetahui yang orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan disini bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan seringkali individu tidak mampu menangani masalah–masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan diri sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi.
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, maka ada 5 kompenen penting dalam kecerdasan emosianal yaitu : Mengenali emosi diri dan kesadaran diri, Mengelola emosi, Memotivasi diri, Mengenali emosi orang lain, Membina hubungan dengan orang lain
Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :
1. Mengenali emosi diri dan kesadaran diri
Mampu mengenali emosi dan penyebab dari pemicu emosi tersebut. Jadi, dia mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi

2. Mengelola emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita
Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
3. Memotivasi diri
Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut :
a) Cara mengendalikan dorongan hati;
b) Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang;
c) Kekuatan berfikir positif;
d) Optimisme; dan
e) Keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek.
Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.
Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan dan memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
4. Mengenali emosi orang lain.
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
5. Membina hubungan dengan orang lain
Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.

10.53

Kajian Teoritik Test Minat

a. Pengertian Minat
1. Menurut bahasa (Etimologi), minat ialah usaha dan kemauan untuk mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu.
2. Secara (Terminologi), minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal.
3. Sedangkan menurut para ahli pengertian Minat adalah :
• Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
• Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).
• Minat ialah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto ; 1988 ; 59)
• Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997 : 370).
• Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhuMinatn erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju kesesuatu yang telah menarik minatnya (Gunarso, 1995 : 68).
• Minat merupakan sumber motivasi yamg mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144).
Dari beberapa pengertian minat diatas, maka dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu agar motivasi seseorang terdorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
b. Aspek –Aspek yang Mempengaruhi Minat
Menurut (Hurlock, 1995 : 117) minat dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :
1. Aspek kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik dirumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
2. Aspek afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
3. Aspek psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

c. Macam-Macam Minat
Menurut (Witherington, 1999 : 26) minat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Minat primitif
disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktivitas.


2. Minat cultural
disebut juga minat sosial, yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.

d. Kriteria minat
Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi :
1. Rendah
jika seseorang tidak menginginkan obyek minat.
2. Sedang
jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.
3. Tinggi
jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

e. Kondisi yang mempengaruhi minat.
1. Status Ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseoarang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.
3. Tempat Tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.

f. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang
Menurut (Yuwono, 2001 : 40), faktor-faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang yaitu ;
1. Kondisi Pekerjaan
tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerjasama yang professional, saling Bantu dapat meninggkatkan produksi.
2. Sistem Pendukung
dalam bekerja sangat diperlukan system pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat atau kedudukan.
3. Pribadi Pekerja
semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggaan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.

g. Cara Menimbulkan Minat
Menurut (Effendi dan Praja, 1993 :72), minat dapat ditimbulkan dengan cara :
1. Membangkitkan suatu kebutuhan.
2. Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau.
3. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik.




h. Beberapa usaha guru yang harus dilakukan dalam mengembangkan minat dan bakat ini adalah :
1. Memberikan bimbingan, latihan dan motivasi kepada anak
2. Mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar anak didik
3. Mengembangkan dan mengarahkan keinginan yang ada dalam diri anak menjadi lebih baik dan berkesinambungan.
4. Memberikan stimulus kepada anak agar minat tersalurkan
5. Menyediakan sarana dan prasarana dalam pengembangan minat.
6. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas.
7. Memberikan semangat kepada anak dalam mengembangkan minat
8. Memberikan reward kepada anak berupa pujian, perhatian sanjungan dan hadiah

i. Teori – Teori Inventaris Minat
a. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)
b. Penginventarisan Minat Kuder

A. STRONG VOCATIONAL INTEREST BLANK (SVIB)
Rupanya cara yang paling bermanfaat untuk dapat mengetahui minat-minat dari seseorang terhadap berbagai jenis pekerjaan, kurikulum-kurikulum pendidikan, atau aktivitas-aktivitas yang bersifat menyenangkan atau rekreasi adalah dengan menanyakannya kepada individu yang bersangkutan secara langsung. Tetapi para penyelidik awal akan mengetahui secepatnya bahwa jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai minat yang dilontarkan secara langsung sering tidak dapat dipercaya, dangkal, dan tidak realistis (lihat Fryer, 1931, bab. 5). Hal ini pada khususnya berlaku pada anak-anak dan anak muda ketika informasi mengenai minat tersebut sangat berguna untuk tujuan konseling.
Tidaklah susah untuk menemukan alasan-alasan untuk situasi ini. Di tempat yang dijumpai untuk pertama kalinya, kebanyakan orang-orang tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai jenis tugas, pelajaran, serta kegiatan-kegiatan yang lainnya. Oleh sebab itu, mereka akhirnya tidak bisa menilai atau memutuskan apakah mereka akan benar-benar menyukai semua kegiatan yang ada pada pilihan pekerjaan yang mereka ambil. Minat mereka atau kurangnya minat terhadap suatu pekerjaan mungkin berpangkal dari suatu pemahaman yang terbatas tentang tugas sehari-hari yang tercakup di dalam pekerjaan tersebut. Yang kedua, faktor yang terkait adalah kelaziman klise mengenai lapangan kerja tertentu. Kehidupan rata-rata seorang dokter, pengacara, atau insinyur tidaklah sama dengan versi yang dijumpai dalam film, televisi, dan majalah-majalah yang terkenal. Maka dari itu, yang menjadi permasalahannya adalah individu-individu tersebut tidak mengetahui minat-minat mereka yang sebenarnya sebelum mereka terjun ke dalam bidang yang mereka tekuni sekarang. Dan pada saat mereka mendapat manfaat dari kontak pribadi, mungkin saja sudah terlalu terlambat untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman, karena suatu perubahan mungkin terlalu menyebabkan pemborosan.
Untuk alasan ini, segera disadari bahwa pendekatan-pendekatan yang lebih tidak langsung kepada penentuan minat akan diselidiki. Salah satu pendekatan yang paling berhasil dari pendekatan-pendekatan tersebut dimulai di suatu seminar lulusan mengenai minat yang diadakan di Institut Teknologi Carnegie pada tahun akademik 1919-1920 (D. P. Campbell, 1971, Bab. 11; Fryer, 1931, Bab. 3). Beberapa daftar minat yang distandardisasi setelah itu disiapkan sebagai hasil pekerjaan yang dimulai oleh penulis mereka selagi menghadiri suatu seminar. Tetapi satu pengembangannya dibawa paling jauh adalah Strong Vocational Interest Blank (SVIB), disusun oleh E. K. Strong, Jr. Tidak sama dengan tes-tes sebelumnya, SVIB telah mengalami penelitian, revisi, dan perluasan yang berkelanjutan.
Daftar-daftar minat yang dikembangkan oleh kelompok Carnegie memperkenalkan dua prosedur inovasi yang prinsip. Pertama, aspek-aspeknya berhubungan dengan minat kesukaan dan ketidaksukaan seorang responden terhadap berbagai macam aktivitas, obyek, atau tipe-tipe orang secara spesifik yang umum ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, tanggapan-tanggapan tersebut, berdasarkan pengamatan dan pengalaman diselaraskan dengan berbagai jenis pekerjaan. Dengan begitu, inventaris-inventaris minat ini diantara tes-tes yang pertama yang menggunakan kriteria kunci aspek-aspek, sesudahnya turut serta di dalam pengembangan inventaris-inventaris kepribadian seperti MMPI dan CPI (Bab 17). Telah ditemukan bahwa orang-orang yang terlibat di dalam pekerjaan yang berbeda ditandai oleh minat-minat yang umum yang membedakan mereka dengan orang lain yang memiliki pekerjaan yang berbeda dengan mereka. Perbedaan-perbedaan minat ini tidak hanya diperluas pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan aktivitas-aktivitas pekerjaan saja, tetapi juga sampai kepada pelajaran di sekolah, hobi, olah raga, jenis-jenis permainan atau buku yang disukai oleh seseorang, Minat-Minat sosial, dan banyak sisi kehidupan sehari-hari yang lainnya. Dengan demikian hal tersebut membuktikan kemungkinan untuk menanyakan kepada seseorang tentang minat-minatnya mengenai hal-hal yang umum, dan dengan demikian menentukan seberapa dekat minatnya tersebut menyamai kesuksesan orang-orang yang terlibat dalam berbagai jenis pekerjaan yang berbeda.
Strong Vocational Interest Blank. Format Strong Vocational Interest Blank tahun 1974 (SVIB), yang ditunjuk sebagai Strong-Campbell Inventaris Minat (SCII), memperkenalkan inovasi-inovasi yang lebih luas dibandingkan dengan revisi yang dilakukan sebelumnya. Perubahan-perubahan prinsip yang dilakukan mencakup penggaMinatn bentuk-bentuk awal yang dimiliki oleh para pria dan wanita ke dalam suatu buklet tes tunggal dan pengenalan suatu kerangka teoritis untuk menuntun organisasi dan penafsiran skor. Inventaris tersebut terdiri dari 325 item yang dikelompokkan ke dalam tujuh bagian. Pada lima bagian pertama, orang yang menempuh ujian mencatat pilihannya dengan menandai L, I, atau D untuk menunjukkan “Suka,” “Tidak Memilih,” atau “Tidak Suka.” Aspek-aspek pada lima bagian pertama ini jatuh kepada kategori-kategori berikut: pekerjaan, pelajaran sekolah, aktivitas (misalnya: membuat pidato, memperbaiki jam dinding, mengumpulkan uang untuk amal), hiburan, dan kontak sehari-hari dengan berbagai macam orang (contohnya: orang yang sudah sangat tua, petugas militer, orang yang hidupnya dalam bahaya). Dua bagian sisanya memerlukan responden untuk mengekspresikan suatu pilihan diantara aspek-aspek yang berpasangan (contohnya: berhubungan dengan minat benda vs. berhubungan dengan minat orang banyak) dan menandai satu set pernyataan gambaran-diri “Ya,” “Tidak,” atau “?.”
SCII dapat dihitung hanya dengan komputer, melalui beberapa agen penghitungan yang ditunjuk. Gambar 94, 95, dan 96 menunjukkan bagian-bagian buklet profil dua-halaman yang mana berbagai skor yang berbeda dilaporkan.
Gambar 94. Terlampir
Untuk tujuan ilustratif, skor-skor telah disisipkan dari profil seorang psikolog wanita yang berusia 27 tahun yang pertama terlibat dalam penelitian dan tehnik menulis. Gambar 94 mencakup skor-skor pada skala yang paling luas, berhubungan dengan minat enam Tema Pekerjaan Umum, seperti: Realistis, Artistik, dan Sosial. Tema-tema ini berasal dari pengklasifikasian minat yang dikembangkan oleh Holland (1973) dan didukung oleh penelitian yang ekstensif baik dari Holland maupun para penyelidik independen yang lainnya. Masing-masing tema tidak hanya menandai tipe individu tertentu tetapi juga tipe lingkungan kerja yang paling menyenangkan bagi orang tersebut. Skor-skor semua bagian inventaris dinyatakan sebagai skor standar (M = 50, SD = 10). Untuk Tema Pekerjaan Umum, kelompok yang normatif merupakan contoh referensi umum yang terdiri dari 300 pria dan 300 wanita perwakilan dari semua jenis pekerjaan yang dicakup oleh inventaris. Skor angka dilaporkan dengan referensi terhadap keseluruhan contoh; frase-frase interpretive (contohnya: tinggi, cukup rendah) berdasarkan kepada penyebaran sub-kelompok jenis kelamin yang sama.
Index-index Administratif dalam Gambar 94 dirancang untuk mendeteksi set-set kecerobohan dan respon pengambilan-tes. Dua Skala yang Spesial merupakan skala-skala empiris yang dikembangkan untuk melawan kriteria yang tidak menyangkut pekerjaan. Skala Orientasi Akademik (AOR) mula-mula disusun dengan membandingkan persentase respon-item siswa perguruan tinggi yang mendapat nilai tinggi dengan siswa yang memperoleh nilai rendah. Hal tersebut memprediksi kecenderungan untuk melanjutkan pendidikan seseorang ke sekolah menengah, perguruan tinggi, dan sekolah bagi para lulusan sarjana. Skala Introversi-Ekstroversi (IE) dikembangkan dari respon-respon siswa yang dikenali sebagai introvert dan sebagai extrovert dalam MMPI. Skor-skor mencerminkan minat seseorang untuk bekerja sendiri atau dengan orang lain. Kedua skala tersebut telah menghasilkan perbedaan arti yang luas pada arah yang diharapkan antara kelompok-kelompok yang terlibat di dalam berbagai jenis pekerjaan yang berbeda.
Gambar 95 menunjukkan 23 Skala-skala Minat Dasar, diklasifikasikan berdasarkan enam Tema Pekerjaan Umum. Skala-skala ini terdiri dari kelompok-kelompok item yang pada hakekatnya berhuMinatn satu sama lainnya. Skala-skala Minat Dasar isinya lebih homogen dibandingkan dengan Skala-skala Pekerjaan, oleh karena itu membantu dalam memahami alasan kenapa skor seseorang tinggi pada Skala Pekerjaan tertentu. Skor-skor standar kembali dinyatakan dalam kaitannya dengan contoh referensi yang umum; dan profilnya direncanakan berkenaan dengan subcontoh jenis kelamin-sama. Untuk masing-masing skala, palang-palang yang terbuka dan menaungi secara berturut-turut menunjukkan penampilan subcontoh pria dan wanita.
Skala-skala pekerjaan, yang mendasari badan utama SVIB sejak permulaannya, diilustrasikan dalam Gambar 96. Dalam program penelitian yang berkelanjutan pada inventori ini, secara konstan skala-skala baru ditambahkan dan skala-skala yang sudah lama diperbaharui dengan contoh-contoh kriteria yang masih segar dan baru. Format tahun 1974 memberikan 124 Skala-skala Pekerjaan, termasuk 67 yang berasal dari contoh pria dan 57 dari contoh wanita. Walaupun tujuannya adalah untuk memperoleh contoh-contoh kriteria pria dan wanita untuk tiap-tiap pekerjaan, sampai tahun 1974 belum dibuktikan adanya kemungkinan untuk mengumpulkan data baik dari pria ataupun wanita untuk semua jenis pekerjaan dengan format ini. Kebanyakan contoh-contoh telah diuji pada tahun 1960an; sedikit yang diuji pada tahun 1970an dan sedikit sebelum tahun 1960. Bahkan sampai saat ini, akan sulit untuk mendapatkan satu contoh besar pria maupun wanita dalam beberapa pekerjaan.
Tidak mempedulikan jenis kelamin responden, jika tersedia, masing-masing inventori dihitung untuk semua Skala Pekerjaan dan skor standar dilaporkan yang berkenaan dengan kelompok-kelompok kriteria baik pria maupun wanita untuk masing-masing pekerjaan. Akan tetapi, profilnya direncanakan hanya yang berkaitan dengan norma-norma jenis kelamin-sama. Skor-skor Skala Pekerjaan menunjukkan tingkatan persamaan respon masing-masing individu terhadap kelompok kriteria untuk masing-masing pekerjaan yang terdaftar. Tidak seperti dua jenis skor yang luas tersebut, skor standar Pekerjaan berasal dari kelompok-kelompok kriteria pekerjaan yang tepat, tidak dari contoh-contoh referensi yang umum.
Referensi untuk Gambar 96 menunjukkan kode huruf-huruf yang mendahului masing-masing nama pekerjaan. Huruf-huruf ini menunjukkan dari satu sampai tiga Tema Pekerjaan Umum yang mendominasi dalam pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, minat-minat para psikolog diasosiasikan dengan tema-tema Penyelidikan (contohnya: intelektual, ilmiah), Artistik, dan Sosial.
Gambar 95. Terlampir
Gambar 96. Terlampir
Penggolongan ini secara prinsip didasarkan kepada skor rata-rata pada skala-skala Tema Pekerjaan Umum yang didapatkan oleh masing-masing contoh kriteria pekerjaan, dan pada korelasi-korelasi Skala Pekerjaan dengan tiap-tiap Skala Tema.
Item untuk masing-masing Skala Pekerjaan diseleksi dan bertumpu kepada dasar perbedaan dalam persentase respon-item antara contoh kriteria pekerjaan dengan contoh acuan. Sebagai contoh, pada Skala Petani, beban a + 1 menunjukkan lebih sering mendapatkan respon, dan a – 1 kurang mendapatkan respon, diantara para petani dibandingkan dengan laki-laki pada umumnya. Tanggapan-tanggapan bahwa kegagalan untuk membedakan petani dari laki-laki secara umum tidak muncul di skala petani, tanpa mempertimbangkan seberapa sering mereka dipilih oleh petani. Total skor mentah dari perorangan dalam rentangan pekerjaan adalah sederhana dengan menjumlahkan kelebihan dan kekurangan dari beratnya. Skor mentah dirubah menjadi skor standard dalam hal distribusi dari skor di masing-masing kriteria pekerjaan dari kelompok. Kriteria- kriteria dari kelompok tersebut biasanya berisi 100 sampai 500 kasus termasuk orang-orang yang berumur antara 25 sampai 55 yang sudah berkerja diperkejaan dicari paling sedikit 3 tahun yang dilaporkan memuaskan di pekerjaannya dan memenuhi standard minimal tertentu untuk prestasi kesuksesan.
SVIB SCII telah diperlakukan sebagai program berkelanjutan yang memiliki data yang luas tentang keandalan dan kebenarannya (lihat D.P. Campbell,1971,1974). Angka keandalan medium selama 30 hari untuk tema pekerjaan umum, rentangan Minat dasar, dan rentangan pekerjaan adalah semuanya diatas 80-an. Stabilitas jangka panjang dari rentangan pekerjaan untuk periode yang berkisar dari 1 tahun sampai melebihi satu tahun juga tinggi, korelasi ini sebagian besar muncul di angka 60-an dan 70-an. Jenis analisis yang lain mengenai stabilitas dari profil pekerjaan rata-rata dari waktu ke waktu (D.P. Campbell, 1971, Ch.9). untuk tujuan ini, SVIB mengurus tentang contoh yang berbeda dari laki-laki yang memiliki pekerjaan yang sama did lam organisasi yang sama didalam 2 kesempatan yang terpisah dengan sebuah rentangan dari 30 tahun atau lebih. Langkah ini diikuti oleh 4 kelompok pekerjaan yaitu: menteri, pemilik bank, pengawas sekolah, dan presiden korporasi. Secara umum, profil pekerjaan rata-rata diperoleh sampai interval ini sungguh serupa yang menyarankan bahwa rentangan dikembangkan berdasarkan kriteria kelompok yang asli masih diterapkan dewasa ini. Hasil yang sama telah diperoleh dari rentangan Minat dasar yang diperlakukan terhadap contoh yang berbeda dari pekerjaan yang sama selama jangka waktu 30 tahun.
Kebenaran yang terjadi secara bersamaan ditandai oleh derajat tingkat perbedaan dari contoh pekerjaan yang berbeda, dan antara contoh pekerjaan dan contoh referensi. Kebenaran yang bersifat prediksi telah diperiksa dibeberapa contoh selama jangka waktu yang panjang. Bukti ini menandakan substansi korespondensi antara profil pekerjaan awal dan pekerjaan yang dikejar. Contoh spesifik disediakan oleh orang yang berumur 40 tahun yang merupakan kelanjutan dari contoh seorang psikologis yng karir profesionalnya mengungkapkan beberapa relasi sugestif antara kererataan melawan melawan kejelasan dari prifil aslinya dan seperti kejadian dari frekuensi perubahan pekerjaan dan pergeseran dari pengajaran atau penelitian ke administrative atau kerja aplikasi kerja (Vinitsky, 1973). Penelitian yang lain menemukan persamaan profil tinggi antar budaya antara contoh psikolog yang diuji di sembilan bangsa barat (Lonner & Adams, 1972)
Mengenai tentang membangun kebenaran, huMinatn antara rentangan pekerjaan dengan tema pekerjaan umum dan begitu juga dengan interlelation tema antara diri mereka adalah terkait secara khusus. Figur 97 menunjukan 6 tema di pojok model segienam yang dikembangkan oleh Holland (1966, 1973). Itu akan dicatat bahwa korelasi tertinggi di dalam contoh pria dan wanita diperoleh antara rentangan tema dengan posisis yang berdekatan dengan sepanjang garis keliling dari segienam. Korelasi yang terendah ditemukan antara rentangan terakhir kebalikan dari diagonal. Diantara wanita contohnya, korelasi rentangan realistisya adalah 61 untuk rentangan penelitian, tetapi rentangan artistiknya hanya 16 dan 26 untuk rentangan social. Sam jika rentangan pekerjaan direncanakan di dalam segi enam, sebagian besar dari mereka mengikuti susunan yang diharapkan sepanjang garis keliling. Contoh: petanin dengan kode RC jatuh antara realistis dan konvensional; Ahli ilmu jiwa dengan kode IAS jatuh antara penelitian, artistic, dan rangkaian social. Biasanya, pekerjaan yang skornya tinggi di satu tema mencetak skor rendak pada kebalikan langsungnya (contoh artistic dan konvensional). Ketika sebuah rentangan pekerjaan menunjukan substansi korelasi dengan tema di titik yang berlawanan di segienam. Itu sering meliputi bagian kelompok yang heterogen denga fungsi pekerjaan yang berbeda yang dapat dikenal.
Untuk menyelesaikan diskusi tentang SVIB seharusnya dicatat bahwa penginventarisan minat yang sama telah dikembangkan denga ketrampilan yang berbeda-beda dan pekerjaan dengan keterampilan yang tidak penuh (D.P. Campbell,1966; K.E. Clark,1961; clark & Campbell,1965). Peragaan setelah SVIB memanfaatkan pedagang secara umum sebagai sebuah kelompok acuan, Minnesota Vocational Interest Inventory (MVII) menyediakan 21 rentangan untuk pekerjaan sebagai tukang roti, tukang pipa, dan tukang reparasi radio-TV. Ada juga 9 rentangan lahan yang menunjukan kegemaran dalam menempuh ujian untuk kegiatan pekerjaan yang biasa untuk beberapa pekerjaan, yaitu: bengkel, pelayanan makanan, dan ilmu kelistrikan. Rentangan itu akan diketahui sebagai analogi untuk rentangan Minat dasar di SCII. Hal- hal di dalam Minnesota Vocational Interest Inventory lebih dititik beratkan pada kegiatan pendidikan kejuruan daripada SVIB dan mereka semua diperkenalkan di dalam sebuah format pilihan yang bertenaga. Perbedaan diantara pekerjaan ini tidak stajam penginventarisan ini seperti yang dilakukan di SVIB. Ini seperti perbedaan antara dua batang alat-alat dari sifat dasar pekerjaan mereka sendiri. Ada bukti luas yang menunjukan bahwa level tertinggi di hirarki pekerjaan (professional, pengelolaan, dll) tentang kepuasan pekerjaan dijabarkan dari kesukaan dasar untuk pekerjaan ini, sedangkan level yang lebih rendah ditunujkan dengan adanya peningkatan pada kepercayaan yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar seperti pembayaran, keamanan, kontak social, dan pengakuan dari seseorang (Darley & Hagenah, 1955). Pengukuran tentang pola Minat pendidikan kejuruan boleh jadi kurang relevan jika kita menggunakan hirarki pekerjaan.

B. PENGINVENTARISAN MINAT KUDER
Penginventarisan Minat Kuder, berbagai bentuk, versi, dan edisi dari pengiventarisan Minat Kuder boleh dihormati sebagai sebuah keluarga dari alat-alat yang terkait dengan pendekatan pengukuran Minat dari sudut yang berbeda dan penginventarisan ini lebih dikenal sebagai Kuder Vocational Preference Record. Kemudian lebih dikembangkan daripada SVIB, pengujian ini mengikuti pendekatan yang berbeda di dalam pemilihan dan penilaian materi. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukan Minat relative di sebuah jumlah kecil di area yang luas daripada pekerjaan yang khusus. Materi-materi mula-mula dirumuskan dan dikelompokan sementara atas dasar kebenaran isi. Ini diikuti oleh analisis materi yang lebih luas di sekolah tinggi dan kelompok dewasa. Objek dari analisis seperti ini adalah perkembangan dari materi kelompok yang menunjukan konsistensi internal yang tinggi dan korelasi rendah di kelompok yang lain. Tujuan ini layak dipenuhi untuk sbeagian besar rentangan
Materi didalam penginventarisan Kuder adalah tiga jenis pilihan bertenaga. Untuk masing-masing dari tiga kegiatan yang didaftarkan, pelanggan menunjukan yang mana di paling suka dan tidak suka. 2 contoh dari tiga jenis kegiatan dilukiskan di figure 98. Kuder Vocational Preference Record menyediakan 10 rentangan Minat ditambah sebuah rentangan pembuktian untuk mendeteksi kecerobohan, kesalahpahaman, pilihan social yang diinginkan tapi tidak seperti jawaban. Rentangan Minat meliputi: Luar ruangan (pertanian, kealamiahan), permesinan, computer, keilmiahan, promosi, arstistik, kesusastraan, musik, pelayanan social, dan pengetikan. Persamaan antara rentangan Minat tersebut dan 6 tema yang kemudian diidentifikasi di penelitian Holland adalah jelas nyata. Norma-norma jenis kelamin yang dipisahkan disedikan untuk sekolah tinggi, perguruan tinggi, dan kelompok dewasa. Skor keseluruhan dari 10 area ditunjukan oleh table bagian perseratus yang normal.
Keseimbangan selama kurun waktu yang berkisar setahun atau kurang juga menunjukan kepuasan. Sedikit informasi yang disediakan yang mengacu pada keseimbangan periode yang lama. Ada beberapa bukti yang menyarankan bahwa khususnya didalam hal murid-murid SMU bergeser kedalam area Minat yang tinggi dan redah adalah cukup sering ketika pengujian yang dilakukan dalam beberapa tahun yang terpisah (Herzberg & Bouton, 1954; Mallinson & Crumrine, 1952;Reid,1951; Rosernberg,1953). Mempelajari tentang simulasi tentang skor Minat menunjukan bahwa beberapa penipuan di perluasan baik itu Pendekatan Kuder atau kekuatan, tapi kelihatan jelas dlam beberapa hal did lam pendekatan Kuder yang mengacu pada kenyataan alamaih pada materinya (Durnall, 1954; Longstaff,1948).
Pedoman dengan pendekatan Kuder menyedikan sebuah daftar yang luas mengenai pekerjaan ini, dikelompokan berdasarkan area Minat utama atau berpasangan. Sebagai contoh : operator radio diklasifikasikan di bawah permesinan, arsitek tata ruang dibawah seni luar ruangan. Ini adalah prioritas yang terdaftar dalam hal analisis logis dan isi. Sebagai tambahan, secara empiris profil pekerjaan yang dibentuk diberikan dari 41 keluarga yang memiliki pekerjaan yang sama. Data yang diperoleh diturunkan dari profil pekerjaan yang didistribusikan secara luas oleh pemakai test.akibatnya, beberapa kelompok adalah kecil dan perwakilannya dipertanyakan. Usaha-usaha telah dibuat untuk mengembangkan persamaan regresi untuk mendapatkan skor keseluruhan untuk pekerjaan khusus atau kelompok kriteria yang lain (Mudgaas & Hester,1952)
Penelitian yang disahkan dengan penginventorisan ini telah dilakukan terutama betentangan dengan kriteria kepusaan pekerjaan.1164 siswa-siwa yang telah mendapatkan Kuder Vocational Preference Record di SMU diberikan kuisioner tentang kepuasan pekerjaan 7 sampai 10 tahun yang lalu. Pada saat itu, 7268 siswa diklasifikasikan konsitent dengan pola Minat aslinya dan 436 siswa diklasifikasikan tidak konsitent dengan pola-pola ini. Persentasi dari pekerja yang dipuaskan adalh 62 orang didalam kelompok yang konsisten, tapi hanya 34 orang di kelompok tidak consistent; disisi lain, persentasi dari pekerja yang tidak terpuaskan 8 orang di kelompok yang konsisten dan 25 orang dikelompok yang tidak konsisten. HuMinatn yang sama juga ditemukan dalam beberapa pembelajaran dari orang-orang yang dipekerjakan di bagian-bagian yand spesifik yaitu: tukang ketik, pekerja industri, penasehat rhabilitasi kejuruan, dan akuntant. Diantara akuntant- akuntan, contohnya, s kor kelompok yang terpuaskan lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terpuaskan di dalam ilmu computer dan rentangan keinginan untuk mengetik dan lebih rendah di luar ruangan, keilmiahan, dan rentangan keinginan seni.
Baru-baru ini, Kuder General Interest Survey (KGIS) telah dikembangkan sebagai sebuah revision dan perluasan yang menurun dari Kuder Vocational Preference Record. Perencanaan untuk level 6 sampai 12, General Interest Survey mengunakan bahasa yang lebih mudah dan kosakata yang lebih sederhana daripada bentuk sebelumnya yang mana hanya membutuhkan kemampuan belajar membaca pada tingkat 6. norma-norma perseratus didilaporkan untuk contoh sertifikasi nasional pada 10000 laki-laki dan perempuan serta dewasa sebagai contoh kecil. Di dlam banyak situasi, KGIS telah mengganti Kuder Vocational Preference Record terdahulu. Korelasi antara skor antara 2 alat-alat adalah setingi keandalan koefisientnya. Sebagian besar penelitian telah dilakuakn dengan bentuk terdahulu. Meskipun kesamaan dari kedua bentuk tersebut data lebih mengacu pada KGIS yang diinginkan itu sendiri, khususnya dengan penduduk yang lebih muda.
Masih dalam versi yang lain, Kuder Occupational Interst survey (KOIS) yang telah dikembangkan melalui langkah-langkah kriteria kunic yang sama dengan SVIB ( Kuder, 1966a,1966b, 1970). Tidak seperti SVIB dan bentu pekerjaan Kuder sebelumnya, namun KOIS tidak menggunakan kelompok acuan secara umum. Sebagai pengganti dari skor individual dari masing-masing rentangan pekerjaan yang diekspresikan sebagai korelasi antara pola keinginananya dan pola keinginan yang diberikan oleh kelompok. KOIS tidak dapat ditulis dengan skor tulis tangan, lembara jawaban dikembalikan kepada penerbit dari penilaina komputer. Skor biasanya disediakan untuk 77 pekerjaan dan 29 rentangan utama dari perguruan tinggi yang diperoleh dari kelompok kriteria laki-laki dan untuk 29 pekerjaan dan 19 rentangan perguruan tinggi utama yang diperoleh dari kelompok kriteria perempuan. Skor pada semua skala dilaporkan baik untuk responden pria dan wanita. Pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dengan inventori ini sangat bervariasi, dalam tingkatan, rentang dari tukang roti dan sopir truk terhadap ahli kimia dan pengacara. Eliminasi dari grup acuan kelompok mengijinkan cakupan luas ini berada didalam instrumen tunggal.
Melalui analisis statistik dari skor subyek 3000 orang ( 100 dalam setial perwakilan kelompok pekerjaan-pekerjaan lingkungan kampus yang dicakup oleh inventori). Kuder telah mendemonstrasikan bahwa ada perbedaan yang lebih diantara kelompok pekerja dapat dicapai dengan sistem skoring KOIS dibandingkan dengan skala pekerja yang diambil melalui penggunaan acuan kelompok umum. 30 skala yang sama telah digunakan dalam analisis yang ekstensif dari reliabilitas yang paling menonjol, Minat dari nilai pada skala yang berbeda, dan aspek teknis lainnya,dari inventaris. Pada semua analisis ini, KIOS muncul sebagai hal yang paling memuaskan. Penelitian pada skala pekerjaan lainnya, begitu juga validasi terhadap kriteria eksternal, telah dilakukan. Instrumen ini mempresentasikan beberapa inovasi utama dalam membuat test. Kontribusi akhirnya hanya dapat diukur setelah penelitian dan aplikasi lebih lanjut pada konteks praktis.